Banyak main di masa kecil, kreatif di masa dewasa!

Photo by Eddy Klaus on Unsplash

Siapa disini yang merasa gak kreatif?

Jangan-jangan masa kecil nya kurang main yaa!

Bermain secara general meningkatkan kreatifitas karena kita banyak menggunakan imajinasi, serta rasa asyik saat bermain mengengage otak kita sehingga kita bisa lebih kreatif. Tapi ada tipe bermain yang sangat baik untuk ini. Yaitu “pretend play” atau bermain pura-pura. Tipe permainan ini menggunakan banyak sekali proses kreatif.

Bermain seperti ini terjadi ketika kita secara playful memperlakukan sebuah object, atau teman bermain seperti hal lain.

Kita menciptakan dunia baru sendiri dimana teman bermain kita memainkan peran, seperti polisi, superhero, dokter, atau ibu rumah tangga, dan object sederhana seperti ranting pohon menjadi pedang laser, atau tongkat sihir. Pretend play ini mengandung role-play dan juga storytelling.

Tipe permainan seperti ini memunculkan banyak sekali proses kreatif, secara tidak langsung anak-anak melatih otak mereka untuk berpikir kreatif dengan bermain. Nah menurut berbagai macam penelitian, bermain tipe ini adalah bagian yang besar dari kreativitas di masa dewasa.

Berikut adalah beberapa contohnya:

Banyak sekali cara mengukur kreativitas, ada tes yang fokus pada proses kognitif, afek dan kognitif, atau kepada divergent thinking.Dan dengan keinginan untuk mengukur dampak bermain kepada kreativitas di masa dewasa seperti nya sangat sulit.

Untungnya ada penelitian yang berhasil melakukan ini. Penelitian ini menggunakan Torrance Test for Creative Thinking (TTCT). Memang penelitian ini hanya fokus kepada divergent thinking, namun fokus kepada satu faktor ini memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih tepat.

Penelitian ini dikerjakan sepanjang lebih dari 40 tahun. Dimulai dari tahun 1950 an dimana anak-anak SD diberikan test ini, kemudian lagi di 7, 12, 22, hingga 40 tahun kemudian. Nah penelitian ini telah menghasilkan bukti empiris bahwa kemampuan divergent thinking yang tinggi di masa kecil adalah prediktor yang kuat untuk hasil kreativitas di masa dewasa.

Nah ternyata mencari bukti ilmiah untuk suatu pertanyaan sederhana tidak mudah ya! Butuh 40 tahun lho, haha.

Jadi kalo mau Indonesia di penuhi dengan profesional-profesional kreatif, biarkan lah anak-anak kita bermain!

Ludenara juga punya beberapa artikel tentang kreatifitas yang mungkin menarik, seperti:

Pendidikan bisa mendorong kreativitas ini caranya!

Pentingnya bermain dalam mendorong Kreativitas.

Semoga bermanfaat ya!

 

Sumber:

Cramond, B., Mathews-Morgan, J., Bandalos, D., & Zuo, L. (2005). A report on the 40-year follow-up of the Torrance Tests of Creative Thinking: Alive and well in the new millennium. Gifted Child Quarterly, 49, 283–291.

Russ, S. W. (2016). Pretend play: Antecedent of adult creativity. New directions for child and adolescent development, 2016(151), 21-32.

Russ, S. (2014). Pretend play in childhood: Foundation of adult creativity. Washington, DC: American Psychological Association