Dapatkah Board Game melatih Pemikiran Kritis?

Saat mendengar tentang board game, banyak orang tua atau guru melemparkan pertanyaan. Apa manfaat dari board game? Kami pernah menulis tentang manfaat sosial bermain board game. Sekarang kami coba sampaikan sisi lain keuntungan bermain board game dari sisi intelektual. Dapatkah board game melatih pemikiran kritis?

Keuntungan bermain board game untuk anak-anak.

Keuntungan langsung bermain board game sangat nyata, anak-anak akan menikmati permainan dab sebuah keluarga dapat berkumpul bersama. Anak juga akan terdorong untuk memahami konsep sebuah peraturan, mengikutinya dan mempertimbangkan moralitasnya. Jika anak-anak bermain dengan orang dewasa, mereka juga akan belajar bagaimana menyikapi kemenangan atau kekalahan dengan baik.

Dari sisi intelektual mereka akan dapat belajar pengenalan suatu pola, membuat perencanaan, memperkirakan hasil dari sebuah keputusan dan belajar dari pengalaman.

Namun apakah kemampuan dari bermain boardgame ini juga berguna untuk kehidupan nyata mereka sehari-hari? Ini tergantung.

Dapatkah Board Game melatih pemikiran kritis?

Meskipun berbagai keuntungan board game diakui dengan nyata, namun hasil penelitian belum dapat menyatakan hal ini dengan gamblang. Tidak serta merta peneliti dapat menyatakan dengan gamblang bahwa boardgame akan membuat anak menjadi pintar.

Namun ada beberapa hasil penelitian yang dapat menjadi acuan, seperti:

  • Catur: subyek penelitian adalah anak-anak dengan kesulitan belajar. Peneliti membagi satu kelompok anak yang mendapatkan hanya pelajaran matematika dan satu kelompok yang mendapatkan variasi pelajaran matematika dan catur. Setelah satu masa pelajaran, anak dengan variasi permainan catur menunjukkan kemajuan kemampuan dasar matematika.
  • Board game dengan barisan angka: sekelompok anak prasekolah dipaparkan terhadap permainan barisan angka. Sebelum dan setelah pemaparan, mereka diberi beberapa soal matematika. Anak dengan paparan permainan barisan angka menyelesaikan tugas lebih baik, dibandingkan satu kelompok control yang tidak terpapar permainan.
  • Mastermind: sejumlah mahasiswa yang ditugaskan untuk bermain permainan ini mengalami kemajuan untuk kemampuan berpikir kritis, sedangkan sejumlah anak sekolah dasar tidak mengalami kemajuan serupa.

Dari hasil penelitian ini nampaknya kemampuan bermain board game meningkatkan kemampuan akademik, tetapi sepertinya belum konsisten. Namun seorang pemain yang baik memiliki kemampuan mengontrol hasrat, mengikuti peraturan dan merefleksi diri. Sehingga mungkin, pengalaman bermain dapat meningkatkan kemampuan akademik yang memerlukan fokus dan kontrol diri.

Barangkali, hanya bermain saja tidak cukup, diperlukan pula terobosan intelektual.

Anak-anak memerlukan pendampingan.

Anak harus memahami bahwa kemampuan memecahkan suatu masalah bukan merupakan talenta atau bakat. Dengan memahami hal ini, mereka akan terpacu untuk belajar melatih kemampuan analisa. Mereka perlu dilatih tentang metakognisi, sehingga mereka sadar akan taktik dan mengapa taktik yang mereka ambil berhasil atau gagal.

Apakah kemudian dapat kita rumuskan: board game + metakognisi = kemampuan berpikir kritis?

Bagaimanapun, kita harus membiarkan anak-anak bersenang-senang dengan permainan board game. Namun sekali sekala, orang dewasa dapat mendampingi dan membuat mereka berusaha berpikir lebih keras. Penelitian menunjukkan bahwa anak akan menjadi semangat belajar jika mereka paham bahwa kecerdasan dapat ditempa. Bahkan mereka akan belajar lebih dalam lagi, jika mereka dapat menjelaskan proses penalaran mereka. Dengan demikian, kita dapat menggunakan board game sebagai media belajar untuk melatih kemampuan berpikir kritis, sama seperti kita melatih otot.

Peranan Orang Tua dan Guru

Disinilah peranan orang tua atau guru dalam proses bermain menjadi penting. Anak tidak akan menjelaskan tentang dirinya tanpa didorong. Dalam suatu proses permainan dengan menggunakan strategi, mereka tidak akan menjelaskan atau mengulas proses pemilihan strategi yang mereka lakukan. Guru atau orang tua dapat menjadi sosok yang mendorong mereka untuk merefleksikan diri.

Saat anak beranjak dewasa, orang tua atau guru dapat menggunakan board game sebagai bagian dalam program belajar kemampuan berpikir kritis. Jika board game digunakan sebagai bagian dalam pelajaran tes hipotesis, logika dasar dan tema lainnya, maka orang tua dan guru dapat menawarkan pada mereka berbagai pilihan untuk melatih kemampuan penalaran.

(disadur dan diterjemahkan dari di https://www.parentingscience.com/board-games-for-kids.html, gambar diambil dari https://www.chronicle.com/article/Beyond-Critical-Thinking/63288, http://www.gettingsmart.com/2017/08/creating-change-agents-the-intersection-of-critical-thinking-and-student-agency/)