Fungsi bermain untuk mengurangi stress secara neuroscience dan biologi.

Image by Myriams-Fotos from Pixabay

Belakangan ini mengelola stress jadi semakin penting yaaa.. Selain stressnya itu sendiri nyebelin, mayoritas orang juga sudah paham pengaruhnya stress terhadap imun tubuh kita.

Ini lah kenapa pandemi ini sangat menjengkelkan. Kita harus menjaga stress kita agar terus sehat tapi kondisi pandemi membawa semakin banyak hal yang membuat kita stress.

Untungnya solusinya gak repot yaitu, bermain!

Segala macam bentuk dari aktivitas bermain ini sangat baik untuk mengurangi stress. Bahkan bermain video games pun yang seringkali dikritik memiliki banyak dampak negatif tetap baik dalam konteks mengurangi stress.

Bahkan WHO pun mengadvokasikan video game sebagai aktivitas yang mengurangi stress saat terpaksa di rumah aja, dengan kampanye mereka yang berjudul “Play Apart Together”.

Nah pasti kita sendiri juga sering merasakan manfaatnya. Seringkali stress kita muncul karena terus menerus memikirkan hal-hal negatif, apa lagi yang diluar kendali kita. Untuk hal yang dalam kendali kita, tentu cara mengurangi stress terbaik adalah berusaha untuk membuat kondisi lebih baik.

Tapi masalahnya adalah hal-hal yang diluar kendali kita tapi kita tidak bisa berhenti memikirkannya. Nah saat kita main atau melakukan hal yang memang kita senangi, pasti fokus kita teralih dari hal-hal yang diluar sana kepada kepada “the present moment” saat kita bermain. Dan stress kita pun hilang.

Fenomena bahwa bermain mengurangi stress juga tampak sangat jelas saat melihat proses biologis dan neurologis memunculkan dan meredam stress. 

Secara biologis sebuah organisme mendorong dirinya untuk melakukan hal penting untuk pertahanan hidup dengan memunculkan rasa “enak”, yang akan mendorong organisme itu untuk melakukannya lagi dan lagi. Seperti makan makanan berkalori/energi tinggi.

Bermain adalah kebutuhan setiap organisme kompleks yang butuh belajar dan berkembang. Dari kecil setiap hewan terdorong untuk bermain setiap kali mereka memiliki waktunya. Aktivitas ini membantu mereka berkembang secara sosial, fisik, dan menyiapkan mereka untuk kehidupan dewasanya.

Karena bermain sangat penting untuk keberlangsungan spesies, secara biologis kita dan hampir semua spesies hewan terdorong untuk bermain. Otak hewan dan manusia memberi banyak sekali hadiah berupa neurotransmitter dan hormon yang membuat kita merasa senang saat kita bermain, lalu membuat kita ingin bermain lagi dan lagi. Rasa enak ini pula yang membuat stress bisa terkontrol.

Bermain mengaktivasi neurotransmitter seperti dopamine, dan norepinephrine. Fungsi utama dopamine adalah memberi sinyal kepada kita bahwa aktivitas yang kita lakukan patut diingat dan dilakukan lagi.

Sementara norepinephrine memiliki fungsi yang sangat menarik, yaitu meningkatkan kemampuan kita untuk belajar dengan meningkatkan atensi, memotivasi aksi, dan mendorong plastisitas otak.

Yang lebih menarik lagi cortisol, hormon yang sering diasosiasikan dengan stress tidak meningkat selama bermain. Meskipun saat bermain kita harus melewati tantangan yang mungkin bisa dianggap sebagai stress ternyata tingkat cortisol kita tidak meningkat saat melewati tantangan dalam konteks game.

Sepertinya memang segala macam bermain bisa mengurangi stress. Tapi kita tetap menyarankan agar tidak terlalu sering memainkan satu macam permainan saja, dan bermain seperti itu lagi dan lagi.

Karena diluar konteks stress setiap macam bermain memiliki manfaatnya sendiri-sendiri, memiliki nilai edukatif sendiri-sendiri. Jadi alangkah baiknya jika kita juga mencoba berbagai macam games dan permainan. Agar kita bisa mendapatkan manfaat bermain sebaik-baiknya.

Sumber: 

Wang, S., & Aamodt, S. (2012, September). Play, stress, and the learning brain. In Cerebrum: the Dana forum on brain science (Vol. 2012). Dana Foundation.