Coba bayangkan cara kita belajar di ruang kelas sekarang saat daring atau pun kemarin sebelum pandemi. Di sini murid duduk manis memperhatikan guru, atau mengerjakan tugas, atau mendengarkan guru lewat gadget.
Di sini, kita bisa melihat bahwa interaksi yang terjadi hanya ada antara guru dan murid dengan materi pelajaran, dan selain kerja kelompok, jam istirahat, atau yang nakal-nakal asik sendiri di belakang interaksi antar murid hampir tidak ada.
Padahal ternyata interaksi antar murid ini sangat baik untuk progress pendidikan mereka. Interaksi yang konstruktif adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk prestasi akademis maksimal, sosialisasi dan perkembangan yang sehat.
Berikut adalah beberapa cara interaksi konstruktif antar murid berkontribusi kepada prestasi pendidikan mereka:
Aspirasi Pendidikan
Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap cita-cita dan aspirasi murid. Khusus nya di masa muda dan jika mereka belum memiliki keterampilan belajar yang baik, memiliki teman sebaya yang termotivasi akan masa depan yang cerah adalah pengaruh yang baik. Berada di dalam lingkungan yang menerima dan mensupport bisa membantu mereka untuk bisa memanfaatkan kemampuan belajar dan mencapai prestasi pendidikan yang lebih tinggi.
Kesehatan Psikologis
Kemampuan untuk menjaga hubungan kooperatif yang erat adalah indikasi utama kesehatan psikologis yang baik. Maka dari itu tidak mengejutkan bahwa gangguan psikologis di masa SMP bisa diprediksi dari hubungan antar teman yang buruk masa SD, dan hubungan buruk di masa sekolah bisa memprediksi penyakit psikologis di masa dewasa. Ketika anak merasa di asing kan di sekolah nya mereka akan sering cemas, memiliki percaya diri dan keterampilan sosial yang rendah, dan kesehatan emosional yang buruk.
Keterampilan Sosial
Penelitian mengenai keterampilan sosial anak-anak menyimpulkan “Perkembangan keterampilan sosial merupakan pondasi kritikal untuk kesuksesan akademis dan pembentukan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja” (McClelland & Morrison, 2003).
Interaksi dengan teman sebaya adalah cara belajar keterampilan sosial yang baik. Dari bermain dan belajar bersama, mereka belajar berkomunikasi, bekerja sama, bahkan berkompetisi dengan baik. Selain penting untuk kesuksesan akademis, keterampilan sosial juga sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Melihat Berbagai Macam Prespektif
Anak-anak bisa belajar banyak dari pengalaman orang lain seperti masalah yang dipecahkan atau situasi yang mereka dialami. Melalui interaksi lah anak-anak belajar melihat dunia dari cara pandang orang lain.
Semua manfaat ini membutuhkan lingkungan dan interaksi yang baik, dan pasti pertanyaan selanjut nya adalah, lingkungan dan interaksi seperti apa yang baik ini?
Ada penelitian yang menjawab ini secara detail, tapi kalo di bahas sekarang kurang asik nih, mending dijadiin artikel sendiri. Tapi ada contoh cara baik yang bisa menghadirkan interaksi dan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, yaitu proses game atau play based learning.
Di dalam konteks game, anak-anak dapat bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah tantangan di situ mereka bisa bereksperimen dengan berbagai macam cara untuk berkolaborasi, seperti membagi tugas, mendefinisikan peran masing-masing, atau menyatukan tujuan bersama.
Berkompetisi di dalam konteks game juga sangat baik. Di dalam game mereka bisa belajar menerima kekalahan dengan hormat, belajar dari kekalahan itu, dan juga merasa bangga saat menang tanpa menyombongkan itu.
Terakhir dalam proses game based learning ini mereka akan mendapatkan banyak interaksi positif dari berdiskusi bersama mengenai strategi apa yang mereka gunakan untuk menang, cara kerja sama yang baik, dan tentu nya hal apa saja yang dipelajari selama proses bermain.
Nah Ludenara punya banyak informasi, dan materi gratis tentang proses belajar sambil bermain ini di link ini http://ludenara.org/belajarasik/
Silahkan diakses kapan saja, dan dimana saja pasti banyak yang bisa di pelajari di sini.
Sumber:
McClelland, M.M., & Morrison, F.J. (2003). The emergence of learning related social skills in preschool children. Early Childhood Research Quarterly, 18(2), 206-224.
Johnson, D. W. (1981). Student-student interaction: The neglected variable in education. Educational researcher, 10(1), 5-10.