Kunci pembelajaran yang ampuh dalam situasi apa pun! (Menurut neuroscience).

Image by Gerd Altmann from Pixabay

Lingkungan kita seperti nya sangat berbeda ya…

Haha.. ini mungkin pernyataan yang sangat meremehkan situasi kita sekarang.

Kita sebagai pendidik sekarang berada di posisi yang sangat penting. Karena dalam situasi seperti ini sangat mudah bagi anak-anak kita untuk tertinggal dalam pendidikan nya. Tentu kita harus berjuang keras agar ini tidak terjadi.

Sekarang ini saat yang tepat untuk belajar merancang sesi pembelajaran yang tetap efektif meskipun situasi dan lingkungan terus berubah-ubah.

Bagaimana caranya? Apakah ada ilmu yang bisa terus berharga meskipun situasi dan lingkungan terus berubah?

Seperti nya ada.

Yaitu neurology, karena meskipun lingkungan dengan cepat nya berubah, cara kerja otak kita tetap sama. Bisa sih berubah, tapi kita harus nunggu 100 juta tahun? Agar proses evolusi merubah total otak kita?

Yaa sebelum itu seperti nya ilmu neurologi yang kita miliki sekarang tetap akah berharga di situasi apa pun.

Lalu apa saja yang diberikan oleh bidang ilmia ini, yang berharga untuk pendidik khusus nya dalam situasi pembelajaran daring? 

Seperti nya ada banyak, namun di artikel ini kita coba bahas 3 saja dulu, yang bisa sangat berharga.

Pembelajaran yang baik terjadi di saat kita berinteraksi langsung dengan lingkungan

Dari penelitian otak kita tahu bahwa otak kita, khusus nya di bagian korteks depan terbentuk sesuai dengan pengalaman kita dengan lingkungan kita. Ekspresi genetik serta Interaksi dengan lingkungan, budaya, dan proses pembelajaran merubah struktur otak kita, teori ini disebut “neuro constructivism” (Quartz & Sejinowski, 2002).

Mungkin ini mengapa proses pembelajaran yang dirancang sesuai teori pembelajaran constructivism sangat efektif. Aktivitas-aktivitas seperti experiential learning, hands-on learning, playful learning telah memberikan hasil pembelajaran yang luar biasa.

Memang pembelajaran terjadi disaat kita membentuk ilmu dari interaksi langsung dengan lingkungan kita. Tidak bisa kita hanya menghafal fakta-fakta dan rumus-rumus, karena menurut teori ini itu belum merupakan pembentukan ilmu.

Hal ini harus ditambahkan simulasi atau praktek agar pelajar bisa melihat bagaimana fakta atau rumus ini berhubungan dengan dunia nyata.

Implikasi Pembelajaran Daring:

Penelitian ini menunjukan bahwa di dalam pembelajaran online murid harus tetap aktif membentuk ilmu nya sendiri.

Aktivitas-aktivitas seperti berkarya, game based atau project based learning memberikan banyak kesempatan agar murid menjadi aktif dalam proses pembelajaran nya sendiri. Mungkin sebaik nya pembelajaran daring bisa diperbanyak proses pembelajaran aktif seperti ini.

Emosi dan kepercayaan yang tepat harus ada saat belajar

Pembelajaran bukan lah proses yang semata-mata intelektual namun pada emosi dan kepercayaan. 

Emosi yang baik memungkingkan pembelajar untuk mencari kesempatan baru, bahkan mencoba lingkungan pembelajaran yang tidak nyaman, dan mengambil resiko. Sedangkan rasa takut melumpuhkan dan menutup siswa dari apa yang mungkin merupakan pengalaman belajar yang baik  (Meyer, 2004).

Begitu pula dengan kepercayaan. Dalam proses pembelajaran ada kepercayaan-kepercayaan yang menolong dan ada yang menghalangi (Meyer, 2004). 

Menurut Meyer, kepercayaan yang melempar tanggung jawab pembelajaran kepada orang lain menghalangi kita untuk belajar dari kesalahan. Sementara kepercayaan yang menguatkan kemampuan kita sebagai pelajar bisa mendorong kita ke dalam pengalaman dari mana pemahaman dapat dikumpulkan dan makna dibuat.

Implikasi Pembelajaran Daring:

Mengetahui ini mengingatkan kita bahwa membuat proses pembelajaran yang asyik bukan hanya sekedar memotivasi anak agar mereka mau belajar, tapi bahkan membuat proses itu lebih efektif. Makanya, pembelajaran daring harus dibuat seasik bermain!

Selain itu kerjasama antara guru dan orang tua harus semakin erat. Karena kedua pihak ini lah yang sangat bertanggung jawab atas kepercayaan-kepercayaan yang dimiliki sang anak.

Kedua pihak harus bisa menceritakan nilai-nilai yang positif sehingga anak-anak memegang kepercayaan yang baik.

Perhatian sangat berharga dan mudah hilang

Pentingnya perhatian untuk hasil pembelajaran bukan lah pengetahuan baru. Kita tidak perlu penelitian atau teori untuk mengetahui ini. Adapun topik pembelajaran nya, jika kita tidak beri perhatian tidak mungkin bisa dipelajari. 

Suatu hal yang bisa jadi kita sendiri tidak sadari, adalah betapa mudah nya hilang perhatian kita. Penelitian neurologi pun mengkonfirmasi ini.

Manusia hanya memiliki sumber daya saraf yang terbatas untuk memperhatikan, dan memproses kompleksitas lingkungan sekitarnya. Kemampuan kognitif untuk meletakan perhatian kita memungkinkan kita untuk memperhatikan hanya beberapa elemen lingkungan sambil menyaring yang lain. (Lodge & Harrison, 2019)

Filter perhatian ini dengan tenar di sebut “cocktail effect” ketika kita berada di ruangan penuh dengan orang lain berbicara, kita tetap bisa memfokuskan perhatian kita kepada lawan bicara kita. Namun bayangkan jika nama kita disebut, atau kita mendengarkan suara yang kencang, seperti teriakan atau gelas pecah. Tentu langsung saja kita memindahkan perhatian tanpa sadar.

Implikasi Pembelajaran Daring:

Penelitian ini mengingatkan kembali betapa penting nya membuat proses pembelajaran yang menarik! Dalam situasi pembelajaran daring banyak sekali hal lain di internet yang dengan mudah menarik perhatian murid-murid kita, jika pembelajaran sangat membosankan, tanpa sadar perhatian mereka akan di alihkan. 

Selain itu ada penelitian lain yang menunjukan bahwa setiap sesi pembelajaran tidak boleh terlalu lama. Setiap penelitian memberikan saran yang sedikit berbeda, namun 30-45 menit seperti nya bisa sangat optimal.

Selain itu, sebagai orang tua kita juga harus sadar bahwa kita harus bisa menyediakan lingkungan belajar yang jauh dari gangguan berupa apa pun. Untuk memastikan efektivitas belajar, sebaik nya orang tua bisa menyediakan tempat khusus, agar dimudahkan sang anak meletakan perhatian nya di tempat yang tepat.

Sumber:

Lodge, J. M., & Harrison, W. J. (2019). The Role of Attention in Learning in the Digital Age. The Yale journal of biology and medicine, 92(1), 21–28.

Meyer, Katrina. (2004). How Recent Brain Research Can Inform the Design of Online Learning. Journal of Educators Online. 1. 10.9743/JEO.2004.1.1.

Quartz, S. R., & Sejnowski, T. J. (2002). Liars, lovers, and heroes: What the new brain science reveals about how we become who we are. New York: HarperCollins  

Schwartz, J. M., & Begley, S. (2002). The mind and the brain: Neuroplasticity and the power of mental force. New York: HarperCollin