“Memanusiakan Hubungan” menjadi Fokus Guru Masa Kini

Komunitas Guru Belajar (KGB) Pekalongan mengangkat tema “Memanusiakan Hubungan” menjadi fokus guru masa kini, dalam event kumpul guru “Festeachval”. Ludenara Foundation sebagai salah satu nara sumber menghantarkan game sebagai salah satu media belajar pilihan yang dapat digunakan para guru, dengan metoda game-based learning.

Mengapa harus dengan Game?

Game banyak dipandang orang tua atau pendidik sebagai salah satu ‘gangguan’ dalam kehidupan seorang anak. Baik itu gangguan konsentrasi dalam proses belajar atau aktifitas sehari-hari. “Bagaimana mengatasi kecanduan game pada anak?” Ini adalah pertanyaan yang paling sering muncul dari para orang tua.

Banyak tips yang diluncurkan untuk menjawab keresahan ini dari berbagai pemerhati pendidikan dan psikolog. Namun kami malah selalu bertanya kembali: “Bagaimana mungkin kita dapat menghindari game?” Dengan nilai bisnis yang begitu besar dan terus meningkat, industri game adalah salah satu raksasa yang menguasai dunia kita.

Jika game dianggap sebagai permasalahan, mungkin kunci pemecahannya harus dimulai dari akar permasalahan itu sendiri.

Game sebagai media belajar

“Game, jika didesain dengan serius dapat menjadi media belajar yang baik”, hal ini selalu dikatakan Founder Ludenara, Eko Nugroho. Saat ini Ludenara Foundation berfokus membagikan game-based learning sebagai metoda belajar kepada guru, orang tua dan pendidik.

Board/card-game dapat didesain dengan baik untuk mengajarkan tema apapun. Game ini dapat langsung digunakan sebagai media belajar dengan metoda game-based learning, dimana orang tua atau guru akan dapat mempersiapkan suatu sesi permainan lengkap dengan materi/tema belajar yang diinginkan. Proses belajar akan dibawa menjadi suatu proses yang menyenangkan, dinamis dan komunikatif. Bahkan dengan metoda ini, semua jenis game dapat menjadi media belajar yang menyenangkan.

Game untuk “Memanusiakan Hubungan”

Dengan media game berbentuk permainan papan, board/card-game ini memerlukan beberapa pemain yang duduk bersama, meluangkan waktu dan berkomunikasi sepanjang jalannya permainan. Quality time antar anggota keluarga dapat terbentuk, komunikasi yang mungkin jarang terjadi dapat dibangun di sekeliling papan permainan. Kebersamaan yang terbangun kemudian dapat digunakan untuk aktifitas yang lainnya, mungkin olahraga, diskusi tentang proses belajar, kegiatan sosial, dll. Bukankah ini yang diinginkan para orang tua, bahwa anak-anak dapat menikmati waktu bersama dengan mereka.

Namun sebelum kita mengajak anak-anak untuk menikmati board/card-game dan menggunakannya untuk media belajar; mungkin para orang dan guru dapat lebih dulu mencoba menikmatinya. Menikmati permainan dan memanusiakan hubungan satu dengan yang lainnya.