Mengajar TIK Tanpa Komputer di Kebun Stroberi

Photo by: Ludenara Teacher Trainer Specialist, Nuno Rizal

Berikut adalah cerita praktik baik Mas Nuno saat mengajar di SMAN 5 Petungkriyono. Saat mengajar TIK di sekolah ini, Mas Nuno mengalami tantangan yang sangat berat mengenai fasilitasnya.

Jadi di sekolah ini meskipun sudah ada Lab Komputer, tapi tidak ada 1 pun komputer di lab itu, iya jadi Mas Nuno harus mengajar TIK di mana siswa-siswi nya di tuntut oleh kurikulum untuk mahir menggunakan komputer. 

Melihat tantangan ini sepertinya satu-satunya jalan mengajar TIK adalah bercerama di depan kelas mengenai cara menggunakan komputer, namun menurut Mas Nuno pembelajaran seperti ini di kelasnya akan sangat tidak efektif, karena tidak adanya semangat belajar oleh para siswa-siswinya.

Karena itu Mas Nuno memulai dari apa yang disukai oleh para siswa-siswi SMAN 5 Petungkriyono, yaitu main di luar. Iya karena memang alam di daerah sekolah itu masih sangat bagus, jadi siswa-sisiwnya juga suka main di luar.

Dari sini Mas Nuno mengajarkan materi tentang PowerPoint dengan mengelompokan siswa-siswinya dan mengajak mereka untuk menanam stroberi.

Memang awalnya sangat tidak berhubungan, tapi setelah berhasil menanam dan merawat stroberi di kebun mereka setiap kelompok diajak untuk melaporkan apa saja yang mereka pelajari dari proses ini dan bergiliran merancang presentasi PowerPoint di laptopnya Mas Nuno.

Cerita ini cukup sederhana namun kita sebagai pendidik bisa mengambil pembelajaran yang sangat penting mengenai menghadirkan proses pembelajaran yang efektif.

Pertama, bayangkan jika Mas Nuno memaksakan mengajarkan TIK sesuai tuntutan kurikulum, Mas Nuno akan berceramah di depan kelas mengenai semua hal tentang TIK, pertanyaannya apakah siswa-siswi bisa belajar dari sini?

Coba bayangkan posisi mereka, yang dituntut untuk belajar TIK sementara tidak ada komputernya, dan harus membaca, dan mendengarkan materi pembelajaran, apakah mereka akan termotivasi belajar, apakah mereka bisa merasakan makna dari pembelajaran? Apakah mereka akan mendapatkan manfaat dari belajar TIK seperti ini?

Namun dengan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan mereka, hal-hal apa yang akan bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan sesuai dengan karakter mereka, pembelajaran akan jauh lebih efektif dan menyenangkan bagi mereka.

Iya meskipun tidak menyampaikan seluruh materi TIK namun materi-materi yang tersampaikan akan jauh lebih bermakna, dan bermanfaat, yaitu dengan menambahkan keterampilan mereka dan membuat mereka menjadi seseorang yang lebih kompeten dari sebelumnya. Bukan kah ini pendidikan yang baik?

Memang tidak menggunakan game ya namun, hal-hal ini juga merupakan salah satu tujuan dari Game Based Learning, di mana game bisa menyampaikan materi dengan lebih kontekstual dan lebih menyenangkan bagi siswa-siswi.

Cerita praktik baik ini juga disampaikan oleh Mas Nuno secara lebih detail dalam program Belajar Asik Bersama ASDP.