Seminggu belakangan ini berbagai media memberitakan kasus bunuh diri Kate Spade dan Anthony Bourdain. Depresi diduga menjadi menjadi faktor pemicu utama. dan saya sadar sepenuhnya bahwa depresi bisa mengancam siapa saja.
Pada bulan September nanti, bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Institute of Mental Health Singapore, University of New South Wales Australia, dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui dana hibah Australia Global Alumni, kami akan melakukan pilot program sebuah implementasi pembelajaran berbasis game untuk meminimalisir stigma dan membangun pemahaman terkait depresi di kalangan siswa SMA dan Mahasiswa.
Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 lalu menunjukkan bahwa ada sekitar 6% penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas, atau sekitar 14 juta orang, yang mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan. Tahun 2017 lalu World Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa depresi menjadi penyebab utama masalah kesehatan dan ketidakmampuan di seluruh dunia. Diperkirakan ada sekitar 300 juta orang menderita depresi dan angka penderita depresi telah naik lebih dari 18 persen sejak 2005. Hal ini yang kemudian memotivasi WHO untuk menjalankan kampanye “Depression: Let’s Talk”.
“Let’s Talk!” Ayo bicara, ayo ngobrol, ayo berbagi! Walau terkesan sederhana, aktivitas bicara, ngobrol, berbagi sungguh menjadi solusi terbaik untuk meminimalisir bahaya depresi. Untuk mendukung hal tersebut, yang kita perlukan mungkin adalah menumbuhkan kembali budaya untuk melakukan aktivitas sehat bersama. Bermain bersama di setiap keluarga mungkin adalah salah satu bentuk implementasi terbaiknya. Dalam konteks ini saya percaya game, khususnya board game, bisa menjadi sebuah media yang tepat untuk mendukung hal tersebut. Bayangkan jika setiap minggu, 1-2 jam saja, setiap keluarga menyempatkan diri untuk bermain bersama dan merasakan apa yang pernah saya rasakan sebelumnya. Mungkin itu akan menjadi ruang terbaik untuk kita saling menjaga, untuk bisa saling bicara, untuk saling ngobrol, untuk bisa saling berbagi sepenuh hati. Ketika ini terwujud, kita mungkin tidak perlu lagi terlalu khawatir akan bahaya depresi.
Eko Nugroho (Founder Ludenara)
Sumber: Kumparan
[pt_view id=”2fc6e77ov3″]