Teacher-centered Vs. Learner-centered

 

Ada dua pendekatan edukasi yang sangat bertolak belakang.

Teacher-centered, dimana seluruh proses pembelajaran difokuskan kepada sang guru. Dimana konsentrasi murid fokus kepada guru, mereka mendengar dan mencatat. Guru yang memutuskan tujuan dan topik pembelajaran. Guru juga yang mengukur tingkat perkembangan murid dengan menyediakan soal untuk murid jawab.

 

 

Learner-centered fokus terhadap interaksi (murid-guru dan murid-murid). Tidak hanya mendengarkan, murid lebih aktif menyelesaikan project, presentasi, dan kerja kelompok. Guru fokus untuk memfasilitasi pemikiran kritis dan penyelidikan lebih lanjut, dari pada hanya mengkomunikasikan fakta. Guru memberikan kesempatan murid untuk merancang proses pembelajaran nya sendiri, dari apa tujuan yang ingin mereka raih, hingga menilai diri sendiri.

Dua pendekatan ini memiliki pro dan kontranya masing-masing, lalu pendekatan mana yang lebih baik?

Tentunya semua memiliki preferensi nya masing-masing, dan ketika kita mengajar dengan pendekatan yang kita suka tentunya pembelajaran akan lebih efektif. Karena kita percaya pendekatan ini yang benar, maka kita lebih bersungguh-sungguh melakukannya di bandingkan memaksakan sesuatu yang tidak nyaman.

Namun kita tidak boleh tertutup pada pendekatan yang bukan preferensi kita. Karena jika kita melihat fitur-fitur setiap pendekatan, kita bisa lihat bahwa setiap pendekatan bisa lebih baik tergantung pada situasi dan kebutuhan. Contohnya, memang learner-approach sangat baik jika setiap murid membutuhkan banyak kebebasan dalam belajar, belajar topik yang mereka inginkan, dengan kecepatan mereka sendiri, dan belajar mengevaluasi diri. Namun tidak semua murid suka dengan kebebasan yang tinggi, dan masih membutuhkan keamanan dan kenyamanan yang dapat diberikan oleh authority. 

Seperti yang dikatakan oleh Carl Rogers (pendiri learner-centered approach) “Kebebasan itu sendiri tidak harus dipaksakan, siswa yang ingin lebih banyak arahan dari guru harus menerimanya”.

Lebih baik juga ketika kita membiasakan belajar menggunakan pendekatan-pendekatan yang baru, dengan ini otak kita terbiasa dengan perubahan dan siap untuk terus belajar!