Dalam satu dekade terakhir ini eSport telah berkembang dengan sangat pesat. Business Insider memprediksikan bahwa di tahun 2022 industri eSport akan memiliki pemasukan sebesar 1.8 Triliun Dollar US. Dengan pertumbuhan di sekitar 12-13% per tahun semenjak 2017.
Tentu industri eSport Indonesia pun ikut berkembang dengan pesat. pertandingan-pertandingan eSport pun mengeluarkan hadiah yang cukup wow. Seperti liga profesional Mobile Legend yang dimana RRQ berhasil memenangkan US$300,000 (Rp4,2M). Atau liga PUBG yang menghadiahkan US$150,000(Rp2,1M).
Sekarang pun sudah ada lho Startup yang menyediakan jasa eSport coaching, untuk anak-anak muda yang ingin serius menjadi atlet eSport!
ProGuides adalah startup yang didirikan oleh Sam Wang saat dia belajar di UC Berkeley. Dengan ProGuide kita bisa memilih game apa yang ingin kita pelajari lalu, kita dihubungkan dengan dengan pemain-pemain dan coach-coach profesional. Selain itu ProGuide juga menyediakan banyak konten edukatif lain tentang eSport.
Seperti nya keren banget nih ya! Dengan para calon pemain bisa menemukan jasa pelatihan yang profesional dimanapun dia berada. Startup ini juga terlihat benar-benar menjalankan belajar sambil bermain dengan baik.
Namun mungkin ada satu hal yang kelewat, yaitu kesehatan, atau kesejahteraan calon pemain. Dimana Akademi eSport konvensional masih jauh lebih baik dari startup ini. Akademi-akademi yang baik juga menyediakan fitness trainer, dan bahkan psikolog.
Hal ini sangat penting karena dengan melesatnya sebuah industri yang muda kita masih hanya bisa meraba-raba apa dampak jarak panjang dan pendek nya kepada anak-anak muda yang terjun di dalam industri ini.
Di tahun 2020 sebuah penelitian yang di publish di International Journal of Environmental Research and Public Health, menemukan bahwa mayoritas atlet eSport tidak memenuhi standar kesehatan fisik, sebagian dari mereka obesitas (kelas 1 dan 3) dan sebagian besar diklasifikasikan sebagai pre-obese.
Ludenara sama sekali tidak menjelek-jelekan industri ini justru kita mau menunjukan sesuatu yang sangat menarik.
Hal ini bisa diperbaiki jika mereka benar-benar menganggap ini sebagai sport dimana profesionalisme dan disiplin adalah hal yang penting. Disiplin bukan hanya melatih keterampilan mereka saat bermain, tapi juga disiplin menjaga kesehatan fisik dan emosional diri sendiri.
Bahkan menjaga diri sendiri bisa meningkatkan performa mereka sebagai atlet. Penelitian yang sama menemukan bahwa atlet-atlet yang menduduki ranking 10% tertinggi lebih aktif secara fisik dibanding atlet lain nya.
Ini belum ngomongin tentang kesehatan mental, yang panjang sekali pembahasan nya.
Tapi intinya ini, mungkin startup ini malah bisa jadi jebakan dimana pemain-pemain muda merasa mereka mendapatkan pelatihan tingkat profesional yang baik, namun mereka tidak sadar apa yang tertinggal, yaitu kesehatan mereka.
Mungkin kedepannya startup ini menyediakan pelatihan yang lebih holistik yang memperhatikan juga kesehatan mental dan fisik. Atau bahkan di Indonesia teman-teman ada yang mau bikin startup yang mirip? Wah bakal keren banget tuh, tapi jangan lupa di jagain juga pemain nya ya, jangan di suruh belajar dan berlatih doang, hehehe.
Sumber:
Yee, C. (2020, May 26). As Esports Find a Place in School, This Startup Teaches Gamers How to Go Pro – EdSurge News. Retrieved January 19, 2021, from https://www.edsurge.com/news/2020-05-21-as-esports-find-a-place-in-school-this-startup-teaches-gamers-how-to-go-pro
Trotter, M. G., Coulter, T. J., Davis, P. A., Poulus, D. R., & Polman, R. (2020). The association between esports participation, health and physical activity behaviour. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(19), 7329.