Dari mempelajari games kita bisa belajar tentang belajar. Part 2.

Saat mempelajari games itu apa, kita menggunakan 4 definisi yang diberikan oleh intelektual-intelektual. Dari definisi-definisi ini kita bisa mendapatkan wawasan mengenai, kenapa games bisa menjadi media yang sangat baik untuk pembelajaran. Definisi yang berbeda-beda ini memiliki 2 aspek yang sama pertama playful dan kedua problem solving.

Di bagian pertama kita mempelajari aspek playful activity sebagai solusi dari halangan-halangan emosional pelajar.

Sekarang pembahasan bisa lebih luas lagi, yaitu tentang tujuan pendidikan itu sendiri. Tentunya kita tau belajar itu bukan untuk sekedar menghafal fakta dan lulus ujian di sekolah. Banyak tentunya yang memberi emphasis terhadap karakter yang moral, budaya, agar masa depan sukses, atau banyak hal lain. Tapi di luar pembahasan itu, ada satu hal yang bisa diterapkan di berbagai macam area, yaitu problem-solving. Banyak aspek kehidupan kita yang bisa dilihat sebagai tantangan atau problem yang ada solusinya. Karena itu kita pasti banyak yang setuju bahwa salah satu tujuan edukasi adalah menciptakan problem solvers di masa depan. Kemiskinan, global warming, atau penyakit menular, tentunya ini problem-problem yang kita menunggu solver nya siapa, ini lah esensi dari kenapa problem solving termasuk dalam 21st century skills.

 

Banyak sekali macam game, dari games traditional seperti petak umpet, board games seperti ular tangga, atau video games di HP dan PC, semua game ini memiliki sebuah obstacle, conflict, atau problem yang harus di solve, ini lah mengapa problem solving merupakan aspek yang sangat dasar dari sebuah game. 

 

Pasti banyak yang sudah mendengar clice “practice makes perfect” ini sepertinya menjadi clice karena memang sangat benar!

 

Untuk itu kita bisa melihat Activity Theory. Activity Theory menunjukkan bahwa pembelajaran dibentuk oleh praktik/aktivitas, dengan orang-orang dan lingkungan sekitar (Vygotsky, 1978; Cole & Engeström, 1993; Kaptelinin & Nardi, 2006). Activity Theory menyebut belajar sebagai “memperluas keterlibatan,” (sosial maupun intelektual) dengan orang lain dan lingkungan. Memahami sebuah makna dan pembelajaran dihasilkan karena aktivitas dengan orang lain dan lingkungan, bukan sesuatu yang terbatas sebagai proses mental individu saja.

 

Jadi belajar yang baik bukan lah sesuatu yang dikerjakan dengan sendiri, tapi lewat melakukan aktifitas yang berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar, lalu pelajar bisa belajar dari pengalaman ini, seperti reaksi apa saja yang didapatkan setelah melakukan aktivitas ini dan itu.

 

Game memberikan kita sebuah simulasi dunia nyata, dimana kita bisa bebas berinteraksi dengan pemain lain dan lingkungan, dan melihat reaksi dari aksi-aksi kita. Kita bisa mengulang dan mengulang lagi apa yang kita ingin terapkan di dunia nyata. Contohnya game seperti Settlers of Catan memberikan banyak kesempatan untuk kita melatih negotiation skills kita. Di sini kita melihat jika bernegosiasi kita harus menguntungkan pemain lain bukan hanya diri sendiri, kadang kita harus bisa menekankan keinginan kita, kadang kita juga harus sabar mencari peluang negosiasi lain, seperti itu lah bernegosiasi di dunia nyata juga. 

Atau game seperti World of Warcraft terlihat sangat efektif untuk melatih teamwork. Di mana sebagai tim kita harus memahami kelemahan dan kekuatan masing-masing anggota, kita harus berkomunikasi dengan baik, kita harus tahu peran kita dalam tim kapan kita harus melakukan apa, kapan kita harus menunggu anggota lain, merencanakan aksi sebagai tim, dan banyak aspek lain yang bisa kita practice di dunia game dan kita ulangi di dunia nyata. 

TEDGlobal 2012 – June 25 – 29, 2012, Edinburgh, Scotland. Photo: James Duncan Davidson

Ada TED talk yang sangat menarik oleh Jane McGonigal yang berjudul Gaming can make a better world. Jane menjelaskan bahwa dia telah menggunakan games untuk melatih orang-orang menyelesaikan problem-problem di dunia nyata. Seperti game World Without Oil pemain bisa belajar menggunakan bahan bakar sebaik-baik nya. Atau The Global Extinction dimana Jane mengajak 8000 pemain untuk mencari solusi-solusi di masa depan, mau itu tentang pangan, bahan bakar, kesehatan, keamanan, dan game ini berhasil menghasilkan 500 solusi-solusi kreatif tentang topik-topik ini setelah dimainkan selama 8 minggu.

 

Sepertinya inilah yang kita perlukan pelajar kita untuk mahiri, problem solving! Untuk itu lah banyak-banyak main dengan mereka, dan coba solve sebanyak-banyak nya problems.

 

Sumber:

 

TED talk Jane McGonigal Gaming can make a better world.

https://www.youtube.com/watch?v=dE1DuBesGYM

 

York University. (2016, January 29). Practice makes perfect, study confirms: Researchers were looking at fMRI brain scans of professional ballet dancers to measure the long-term effects of learning. ScienceDaily. Retrieved June 15, 2020 from www.sciencedaily.com/releases/2016/01/160129170533.htm