Kemampuan Kognitif yang bisa diukur dengan Game Based Assessment.

Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash

Sistem penilaian yang biasa kita dapatkan di sekolah memang sangat efisien dalam mengukur berberapa hal, seperti ujian yang sebagian besar membutuhkan memori dan pemahaman materi, atau sistem absensi dan tugas-tugas juga bisa mengukur tingkat kedisiplinan murid.

Namun intelegensi manusia adalah hal yang sangat luas, dan mencakup banyak hal yang tidak bisa terlihat dan terukur di dalam sistem pendidikan yang sangat baku dan formal. Di sini lah, salah satu keunggulan bermain dan games terlihat. Bahwa games dengan sendirinya adalah sebuah aktivitas memecahkan masalah, dan bermain adalah sebuah proses memahami dunia sekitar kita, karena itu lah game based assessment bisa menjadi tools yang bisa melihat dimensi-dimensi human intelligence yang susah di lihat di sistem pendidikan yang formal.

Berikut adalah berberapa proses kognitif yang sangat di butuhkan untuk memainkan sebuah game. Proses-proses ini juga sangat bisa di ukur menggunakan game based assessment.

 

Fluid Intelligence

Image by Gerd Altmann from Pixabay

Games seringkali menaruh kita di situasi-situasi yang baru, environment di dalam games cepat dan sering berubah-ubah. Karena itu kemampuan untuk beradaptasi di situasi yang baru, dan seberapa cepat kita bisa menerapkan ilmu dan keterampilan kita untuk permasalahan yang baru sangat bisa terlihat di games.

Working Memory

Photo by bruce mars on Unsplash

Games secara general sering kali kita harus mencerna informasi secepat-cepatnya mengingatnya dan menerapkan nya untuk menghasilkan kemajuan. Selain itu banyak juga games yang menaruh memori sebagai kemampuan utama yang membedakan antara kemenangan dan kekalahan.

Problem-Solving

Image by Gino Crescoli from Pixabay

Banyak cendekiawan yang mendefinisikan games sebagai, “aktivitas problem solving yang dilakukan dengan senang hati”. Karena game sendiri adalah aktivitas problem solving maka, game based assessment adalah tool yang sangat baik dalam mengukur problem solving

 

Divergent Thinking

Image by ElisaRiva from Pixabay

Dalam sebuah studi yang didokumentasikan oleh Lieberman, keparalelan telah ditarik antara bermain-main pada anak-anak usia TK dan divergent thinking. Dimana konklusi dari studi ini menunjukkan bahwa playfulness di masa kecil sangat berdampak pada kemampuan divergent thinking di masa dewasa. Banyak games atau permainan yang membutuhkan spontanitas tinggi, decision making yang cepat dan kreatifitas. Hal-hal seperti ini lah terukur dari seberapa handal nya mereka memainkan sebuah games.