Sang Lifelong Playful Learner dan intrapersonal intelligencenya.

Aziz Acharki on Unsplash

Sebagai pengajar pasti kita ingin murid kita tidak hanya bisa belajar saat bersama kita, tapi juga terus belajar secara efektif dengan sendiri nya. Kalau murid-murid dan anak-anak kita bisa gini, mereka pasti akan terus berkembang menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari, sepanjang umurnya.

Nah pasti bukan cuma guru, tapi juga orang tua pengen anak nya bisa kaya gini. 

Kita ingin mereka menjadi lifelong playful learner, dimana mereka bisa:

  • Mendesain “curriculum” sendiri yang di sesuai kan dengan kekuatan, limitasi, dan minat mereka. 
  • Memutuskan tujuan dari pembelajaran mereka
  • Membuat rencana agar tujuan-tujuan itu bisa tercapai
  • Menemukan cara belajar yang paling sesuai
  • Meregulasi perilaku, emosi, dan kognisi diri
  • Mengevaluasi hasil pembelajaran sendiri

Di sini lah Intrapersonal Intelligence memiliki peran yang sangat besar, karena ini satu bentuk intelligence yang memungkinkan mereka untuk memiliki semua kemampuan di atas. Untuk memastikan anak-anak kita menjadi “lifelong learner” yang baik, meningkatkan intrapersonal intelligence mereka lah awal yang sangat baik.

Istilah intrapersonal intelligence pertama di tuliskan di tahun 90-an oleh Howard Gardner dalam teorinya multiple intelligence. Namun konsep ini sangat tua, filsafat-filsafat Barat seperti Socrates yang sering menyarankan masyarakat Athens untuk “know thyself” sebagai fondasi hidup yang baik, atau Immanuel Kant mengajak kita untuk menggunakan rasionalitas untuk mendapatkan “self-knowledge”. 

Depiction of Laozi in E. T. C. Werner’s Myths and Legends of China

Self-knowledge ini juga merupakan hal yang sangat penting di filsafat Timur. Seperti Lao Tzu yang mengatakan “Knowing others is wisdom, knowing yourself is enlightenment.” 

Adi Shankara filsuf India juga mengatakan hal yang serupa “Absolute perfection is the consummation of Self-knowledge.”

Yaaah begitulah… memang self-knowledge ini penting banget, dan bahkan bisa jadi ini intelligence yang terpenting yang bisa kita miliki. 

Bagaimana kita bisa menjadi diri kita yang terbaik, jika kita tidak tahu diri kita sendiri?

Dan bagaimana kita bisa mendapatkan, atau bahkan mengetahui kehidupan seperti apa yang kita inginkan, jika kita tidak tahu siapa yang menghidupinya?

Intrapersonal intelligence adalah kemampuan kita untuk memahami, mengenali, dan mengetahui semua tentang diri kita sendiri. Intelligence ini meliputi memahami kekuatan dan kelemahan, menyadari mood, emosi, niat, motivasi, dan keinginan diri sendiri, dan kapasitas untuk self-discipline, self-understanding dan self-esteem (Gardner & Hatch, 1989).

Intrapersonal intelligence membantu kita untuk membuat penilaian dan perbedaan antara pemikiran kita sendiri, kita juga bisa membnatun mental model yang akurat tentang diri kita sendiri dan mengandalkan model itu untuk membuat keputusan yang terbaik di dalam kehidupan kita. Intelligence ini juga memudahkan kita untuk mengontrol memotivasi diri kita, serta mengontrol emosi, perilaku, dan bentuk ekspresi diri.

Selain itu intrapersonal intelligence ini juga membantu kita untuk mengoptimalkan The 4 Freedoms of Play, kondisi-kondisi dimana pembelajaran terjadi dengan maksimal. 

Freedom to explore mendorong kan kita untuk belajar apa yang kita inginkan, dan cara belajar apa yang kita inginkan. Intrapersonal intelligence akan mempercepat proses ini. 

Freedom to fail membolehkan kita untuk gagal dan terus gagal, lalu belajar dari kegagalan itu. Memiliki kemampuan introspeksi akan memungkinkan kita untuk menggali lebih dalam tentang apa yang bisa kita pelajari dari kegagalan.

Freedom of effort menyarankan kita untuk bebas menggunakan usaha senyaman nya kita. Dengan intrapersonal intelligence kita memahami saat-saat kita bisa belajar dan bermain dengan effort yang minimal untuk hasil yang optimal, kita juga memahami kapan energy kita bisa digunakan dengan optimal untuk belajar.

Freedom of identity, Intrapersonal intelligence memudahkan kita untuk mengoptimalkan 3 freedom sebelumnya, namun yang ini terbalik. Dimana freedom of identity, saat kita bebas bermain dengan identitas kita, di saat itulah kita belajar banyak tentang diri kita sendiri.

Dari sini kita bisa melihat hubungan “play” dan intrapersonal intelligence sangat lah erat, dan banyak sekali cara meningkatkan intrapersonal intelligence dengan menggunakan Game Based Learning.

Hal ini lah yang akan di bahas di artikel kita berikutnya.

Thanks for reading! semoga bermanfaat…

Sumber:

Gardner, H. (1983). Frames of mind. New York: Basic Books.

Sellars, M. (2006). The role of intrapersonal intelligence in self-directed learning. Issues in Educational Research, 16(1), 95-119.