Bandung, 25 Agustus 2019. Tidak seperti biasanya, PlaySpace by Boardgame.id sudah ramai dikunjungi sedari pagi. Padahal hari Minggu. Rupanya, rangkaian acara Kelas Game Design yang berlangsung sejak hari sebelumnya masih berlanjut.
Setelah dibekali dengan materi dan langsung mencoba bermain board game pada kelas hari pertama, peserta diajak untuk menciptakan board gamenya sendiri. Oiya, sebagai penutup sesi hari Sabtu, peserta diminta untuk membuat kerangka board game yang ingin mereka rancang. Mereka menentukan subyek apa yang ingin disampaikan lewat board game, siapa target pemainnya, objektif permainan dan sebagainya.
Di hari kedua, peserta menuangkan segala ide atau dasar-dasar rancangan yang sudah mereka tentukan sebelumnya menjadi prototipe atau purwarupa. Peserta dibagi ke dalam 6 kelompok yang masing-masing berisi tiga peserta.
Alhasil dari Kelas Game Design ini terlahir 6 rancangan board game karya guru dan orang tua dengan beragam tema dan subyek. Ada yang mengambil tema PKN untuk mengajarkan sikap tolong-menolong, ada yang membuat game taat lalu lintas, kepedulian lingkungan sampai subyek matematika tentang pecahan.
Dipandu oleh beberapa fasilitator, setiap tim mengembangkan rancangannya, mencobanya dan memperbaikinya lewat proses rapid prototyping. Menjelang sore hari, prototipe dari setiap tim diuji coba oleh tim yang lain. Mereka pun mendapat feedback dari karya mereka.
Di akhir sesi, setiap tim akan memberikan poin voting untuk rancangan yang menurut mereka paling menarik. Terpilihlah rancangan berjudul Piring Kosong yang mendapat 7 poin suara dan otomatis berhasil menjadi board game terfavorit hari itu.
Piring Kosong mengajak pemainnya untuk meletakkan kartu bergambar sebuah bidang yang di dalamnya memiliki beberapa bagian, sebagiannya diarsir dan sebagian lagi kosong. Nah! Tugas pemain adalah mencari gambar yang cocok dan meletakkannya di piring kosong dengan angka pecahannya sesuai dengan nilai pecahan pada kartu gambar yang diambil. Misalnya ada kartu segi lima, dua bagiannya diarsir. Artinya, gambar tersebut bernilai dua seperlima, pemain harusnya meletakkan kartu tersebut ke piring yang bernilai sama.
Para perancangnya yang merupakan guru SD dan SMP Nurul Fikri, Depok, ingin murid-muridnya lebih paham tentang pecahan karena pelajaran ini yang susah ditangkap oleh mereka. Dengan bermain dan mencocokkan gambar dengan nilai pecahan, mereka berharap belajar pecahan jadi makin mudah dan menyenangkan.
Pada Kelas Game Design sebelumnya, board game terfavoritnya mengambil tema sains, yaitu rantai makanan. Kini board game tersebut terus disempurnakan dan menjadi board game yang dimainkan pada hari pertama.
Wah seru ya! Ternyata tema board game bisa apa saja, bahkan dengan subyek yang cukup rumit seperti pecahan dalam matematika bisa diajarkan dengan cara yang seru dan mudah lewat board game. Bagaimana kalau subyek atau mata pelajaran lain juga dibuat board gamenya, pasti murid-murid jadi makin semangat belajar. Tidak perlu membuatnya sendirian, guru-guru dengan bidang ajar yang berbeda juga bisa saling berkolaborasi untuk membuat board game lho.
Artikel ini di tulis oleh Isa Rachmad Akbar dan sudah di publikasikan di boardgame.id
Kamu juga bisa lihat acara-acara seru & menarik lainnya yang diselenggarakan di PlaySpace by Boardgame.id, Jalan Sukanagara no. 31, Antapani, Bandung dengan mengunjungi boardgame.id