Festival Nusantara Bermain Bermakna: Membuat Pembelajaran Lebih Menyenangkan

by Lanang Wibisono 5 Mei 2023, 4:38 pm

Festival Nusantara Bermain Bermakna yang dilaksanakan Ludere Nusantara (Ludenara) di HARRIS Hotel Sentraland Kota Semarang, Jumat (5/5/2023).

HALO SEMARANG Pendidikan adalah hal yang penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Namun, belajar tidak selalu harus membosankan dan monoton. Ada beberapa metode pembelajaran yang bisa membuat anak-anak atau peserta didik mengikutinya dengan kegembiraan.

Dengan semangat itu, Ludere Nusantara (Ludenara) mengadakan Festival Nusantara Bermain Bermakna yang bertujuan untuk memperlihatkan hasil karya 13 guru terbaik dari Bogor, Bandung, Pekalongan, Semarang, Malang, dan Lombok Utara dalam menggunakan game edukasi di kelas mereka. Ludere Nusantara (Ludenara) sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada implementasi pendekatan pembelajaran interaktif berbasis game (game-based learning) untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, dan berbasis di Bandung, Jawa Barat.

Puncak acara Festival Nusantara Bermain Bermakna dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Semarang, Jumat (5/5/2023). Para guru yang telah diberi pendampingan selama beberapa bulan, diberi kesempatan untuk mempresentasikan metode pembelajaran menggunakan permainan yang telah dikreasikannya, kepada para guru lain. Setidaknya ada 80 sekolah di Indonesia yang terlibat dalam kegiatan ini.

Eko Nugroho, Penasehat Yayasan Ludenara sekaligus Ketua Program mengatakan, Festival Nusantara Bermain Bermakna adalah hasil dari program dua tahun yang bertujuan untuk mengajarkan guru-guru bagaimana merancang dan memanfaatkan permainan edukasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna di kelas mereka.

“Dan pada tahun terakhir program, kami mengadakan sebuah festival yang bertujuan untuk memperlihatkan hasil karya para guru terbaik dalam menggunakan permainan edukasi di kelas mereka,” katanya, Jumat (5/5/2023).

Festival ini juga menampilkan game edukasi yang dirancang oleh para guru yang jadi “Champions” untuk kualitas permainan dan hasil implementasi yang baik. Mereka mempresentasikan kreasi mereka dan juga berbagi pengalaman dalam mengajar dengan menggunakan game. Selain itu, festival ini juga akan menjadi ajang bagi para guru untuk bertemu dan berdiskusi dengan rekan mereka tentang bagaimana menggunakan permainan sebagai alat pembelajaran yang efektif.

“Kami percaya bahwa game edukasi dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, game edukasi juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Oleh karena itu, festival ini bukan hanya tentang memenangkan hadiah, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia,” katanya.

“Kami mengundang semua guru dan pendidik lain yang tertarik untuk bergabung dalam festival ini. Bersama-sama, kita dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa kita,” tandas dia.

Sementara Dhinar, guru Sekolah Alam Bogor yang berkesempatan mempresentasikan game kreasinya menegaskan, dirinya sangat senang bisa mengikuti program ini. Menurutnya, saat ini memang ada kegelisahan pada para guru yang harus bersaing dengan media sosial dan teknologi dalam pola pembelajaran pada anak didik. Di luar sekolah, anak-anak atau pelajar saat ini banyak beraktivitas dengan menggunakan handphone, dengan segala tawaran informasi yang masuk.

“Apalagi saat ini teknologi maju sangat pesat, ada pula Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang bisa saja menggantikan peran para guru untuk ‘mendidik anak’. Guru seolah bersaing dengan mereka, dan apa jadinya jika anak-anak diajarkan oleh derasnya arus informasi dalam kecanggihan teknologi,” tegasnya.

Maka untuk itu, dia sangat mengapresiasi ketika diminta bergabung dengan program ini untuk engikuti bimbingan secara bertahap, guna membuat permainan sebagai media pembelajaran.

“Dalam program ini, hal yang paling penting adalah mengubah paradigma proses pembelajaran kepada anak didik. Yang dulunya tegang dan konvensional, kini dibuat lebih menyenangkan dan anak-anak bisa mengikuti proses pembelajaran secara gembira,” tandasnya.(HS)