Bisakah nenek moyang kita survive tanpa traditional games dan free play? Ini lah mengapa traditional games masih penting di zaman modern sekarang

Image by David Mark from Pixabay

 

Kita sekarang akan melihat bermain penting bukan hanya untuk perkembangan anak-anak, tapi juga survival of the human race!

 

Jika kita melihat jaman sekarang yang sangat canggih, dengan sangat jelas manusialah makhluk hidup yang paling berkuasa. Namun di jaman purbakala, belum terlihat dan malah masih banyak hewan lainnya yang menduduki rantai pangan yang lebih tinggi d

Photo by Philipp Pilz on Unsplash

ari manusia. Dengan semua taring, cakar, dan indra-indra mereka yang peka, dengan gampang binatang-binatang buas ini meneror manusia. Apa lagi jika kita lihat betapa pesatnya binatang-binatang ini bisa berkembang, dalam jangka 1 tahun saja, bayi serigala bisa tumbuh besar dan mampu menerkam manusia yang sudah lebih dari 15 tahun tumbuh.

Namun di era-era purba, dengan teknologi yang purba, manusia tetap bisa bertahan hidup, dan berkembang.

 

Pada akhirnya setelah jutaan tahun lewat, kita yang paling unggul, dan akal kita lah yang terbukti memiliki keunggulan paling tinggi. Di jaman itu pula, dengan akalnya manusia bisa bertahan hidup. Pemburu hafal ratusan jenis mamalia, burung, dan tingkah lakunya, mereka juga harus tahu segala macam jenis tanaman, mana yang beracun dan tidak, mana yang akarnya bisa dimakan, nana yang harus ditunggu hingga mereka berbuah, dan sebagainya. Manusia purba juga harus tahu cara membuat bangunan, peralatan, mengobati yang luka, menjaga bayi, dan masih banyak lagi yang mereka harus ketahui untuk bisa bertahan hidup. 

 

Lalu bagaimana caranya mereka bisa mengerjakan ini semua kepada anak-anak mereka, apalagi jika mereka sibuk mencari makanan, dan belum ada institusi sekolah?

 

Di sinilah kita bisa menemukan salah satu pentingnya bermain bagi manusia secara luas. Dari bermain, observasi, dan eksplorasilah anak-anak ini bisa memiliki pengetahuan yang luas itu, dan keterampilan yang bermanfaat untuk bertahan hidup dan berkembang di masa depan (Y. Gosso et al., 2005).

Photo by Thomas Kelley on Unsplash

Dari eksplorasi alam, dan mengobservasi orang dewasa, anak-anak menginkorporasikan semua itu kedalam apa yang mereka lakukan di dalam permainan mereka. Di dalam tahap tertentu permainan-permainan ini menjadi realita, seperti anak-anak yang bermain petak umpet, ada saatnya mereka harus sembunyi dari binatang buas, atau mencari dan memburu hewan lainnya.

 

Tentunya tanpa pendidikan atau, persiapan untuk beranjak dewasa yang harus bergelut dengan alam yang sangat keras, sangat sulit bagi manusia zaman purba ini untuk bisa bertahan hidup, dan terus berkembang hingga saat ini. Kita lihat betapa pentingnya bermain bukan bagi anak-anak tapi masa depan spesies manusia! 

 

Permainan mereka sangat banyak macamnya, dan berbeda sesuai dengan budaya dan geography, tapi semua macam permainan yang dulu dimainkan sekarang bisa kita kategorikan menjadi dua, sebagai permainan tradisional yang terstruktur yang terus diturunkan dan di mainkan dari generasi ke generasi, dan free play yang sangat bebas. Karena ini lah permainan tradisional penuh dengan wisdom. Salah satunya adalah peran permainan tradisional dalam membentuk budaya, dan karakter yang moral pada anak. 

 

Nah penelitian di bidang ini juga sangat menarik. Salah satunya dari “Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies.” Mereka mempertanyakan bagaimana permainan tradisional ini bisa membentuk karakter moral, dan seberapa efektifnya permain tradisional ini bisa mendidik moralitas.

 

Untuk ini mereka mengumpulkan 35 anak-anak berumuran 4-6 tahun dan mereka ajak main cublak-cublak suweng, uri-uri, dan engklek 3 kali seminggu selama 1 bulan. Untuk mengumpulkan data mereka mengadakan pre dan post test, mereka melakukan dokumentasi observasi dan interview yang dalam. 

 

Tentu hasilnya jauh dari mengagetkan, berdasarkan analisa mereka nilai-nilai karakter yang baik terlihat muncul pada sebagian besar anak-anak di akhir bulan setelah mereka rutin bermain games tradisional ini. Sekarang kita bisa berekspektasi bahwa dengan memainkan games tradisional secara konsisten, karakter anak-anak akan terbangun dengan baik.

 

Ada lagi hal yang menarik. Games tradisional mengajarkan nilai-nilai baik secara spesifik, ini termasuk; nilai kebahagiaan, kebersamaan, kebebasan, demokrasi, kepemimpinan, tanggung jawab, persahabatan, kejujuran, dan sportsmanship (Dharmamulya, 1992). Proses sosialisasi mulai dari usia dini melalui games. Anak-anak belajar budaya, dan norma sosial yang akan membantu mereka di masa depan. Masa kanak-kanak identik dengan bermain, jadi games yang mereka mainkan bisa menentukan alur hidupnya, dan juga bentuk persona nya secara tidak sadar. Inilah pentingya games tradisional di zaman modern, ayo kita bentuk karakter anak yang moral dan sekarang….

 

Maaaaaiiinnnn yuuukk!!!!!!

 

Sumber:

Gosso et al. (2005), “Play in hunter-gatherer societies.” In A. D. Pellegrini & P. K. Smith (Eds.), The nature of play: great apes and humans. New York: Guilford.

Pranoto, Y., Sugiyo, S., & Hong, J. (2014). Developing Early Childhood’s Character Through Javanese Traditional Game. Indonesian Journal Of Early Childhood Education Studies, 3(1), 54-58. doi:10.15294/ijeces.v3i1.9477