Kelas Daring Board Game Desain

Kelas Daring Board Game Desain
15, November Ludenara mendapatkan kesempatan mengadakan kelas Game Desain bersama mahasiswa dan dosen UPI. Dengan harapan di akhir program ini para peserta mampu merancang prototipe game sederhana yang bisa dibuat menggunakan pensil dan kertas.
Di hari pertama para peserta mendapatkan materi dari Mas Eko mengenai hal utama yang harus dimiliki siapa pun yang mau mendesain sebuah game. Hal ini adalah growth mindset, yang bisa dibangun di atas Courage, Curiosity, dan Creativity.
Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan ke-3 C ini? disinilah mengapa bermain sangat penting, karena melalui bermain kita memiliki banyak kebebasan untuk belajar, freedom to explore, freedom to fail, freedom of identity, dan freedom of effort!
Setelah memahami mindset yang dibutuhkan untuk mendesain game, para peserta kali ini mendapat materi yang bisa membantu mereka memahami game secara lebih dalam. Hal ini kita lakukan dengan melihat bagian-bagian dasar game, dan mencoba mengidentifikasi bagian-bagian ini dari game-game yang kita mainkan.
Setiap game memiliki objective atau tujuan yang pemain harus capai dalam game tersebut, gameplay atau peraturan-peraturan dan cara bermain yang harus diikuti oleh pemain di dalam gamenya, narasi yang merupakan cerita dalam game dan peran yang dimainkan pemain, dan teknologi atau perangkat dan komponen yang diperlukan untuk memainkan gamenya. Dari memahami game element game-game yang pernah kita mainkan kita bisa mendapatkan inspirasi untuk game element game yang kita mau desain.
Setiap game juga memiliki mekanik-mekanik untuk memainkannya dari mempelajari mekanik-mekanik ini dan mencobanya kita bisa mulai memilih atau mengkombinasi mekanik-mekanik seperti apa yang kita inginkan dalam game kita.
Setelah itu para peserta mulai mengkonsepkan gamenya di dalam game desain document. Dalam dokumen ini desainer game harus menulis semua game element secara rinci hingga cara memainkan gamenya.
Dengan melengkapi game desain document para peserta bisa memulai merancang prototipe dengan sederhana yang akan digunakan untuk tahap terakhir game desain yaitu play test. Play test ini diharapkan bisa memberi gambaran para peserta mengenai hal-hal yang sudah baik dalam gamenya, dan bagian mana yang masih bisa ditingkatkan.
Para peserta yang bisa mencoba memainkan gamenya secara luring bisa menggunakan pensil dan kertas untuk gamenya, sementara yang harus melakukan play test secara daring bisa merancang prototipe di power point/google slide dan memainkannya di zoom.
Berikut adalah beberapa prototipe hasil peserta
Kelas Daring Board Game Desain (1)
Prototipe It’s A Show
Kelas Daring Board Game Desain (2)
Prototipe It’s A Show
Game pertama didesain untuk membantu guru mengajarkan topik-topik pembelajaran yang diinginkan dengan menggunakan game yang kontennya bisa dengan gampang diubah. Dalam game ini para pemain bekerja sama untuk mencari topik-topik yang bisa disusun menjadi satu acara tv. Setelah merancang acara tv mereka akan dinilai oleh guru apakah topik-topiknya sudah tersusun secara logis.
Kemampuan para pemain untuk menyusun secara logis topik-topik yang diberikan dalam permainan ini akan menentukan apakah mereka sudah memahami topik-topik ini. Serta dengan bekerja sama dan berdiskusi bagai mana cara menyusun topik-topik itu juga akan menjadi proses pembelajaran bagi pemain.
Kelas Daring Board Game Desain (3)
Prototipe Sukses!
Game yang ini didesain untuk mengajarkan pemain mengenai keterampilan-ketrampilan apa saja yang dibutuhkan untuk sukses, dan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan sang banyak diperebutkan perusahan-perusahan besar pada masa depan.
Dalam game ini pemain harus mengumpulkan poin sebanyak-banyak nya dari mencocokan kartu pekerjaan dengan kartu keterampilan.
Kartu pekerjaan ada yang berbobot poin besar, seperti analist data, atau programer, yang mengindikasikan pekerjaan ini sangat diperlukan pada masa depan, ada juga pekerjaan yang bisa sangat mudah digantikan oleh robot seperti administrator kantor.
Kartu-kartu keterampilan juga memiliki bobot poin yang berbeda, keterampilan-keterampilan seperti problem solving, atau communication skill memiliki poin yang besar mengindikasikan keterampilan ini sangat dibutuhkan pada masa depan. Sementara keterampilan seperti kemampuan aritmatik memiliki poin yang rendah karena memang sekarang kita bisa mengandalkan komputer untuk melakukan aritmatik secara cepat dan akurat.
Jika ada pihak yang ingin meghadirkan program ini untuk organisasinya, slahkan bisa langsung ke website kami ludenara.org/partnership/