Menggunakan Mekanik Games Untuk Memotivasi Belajar

Photo by Kuanish Reymbaev on Unsplash

Saat digunakan sebagai media pembelajaran games sangat ampuh memotivasi belajar, ini dikarenakan games memiliki mekanik-mekanik tertentu yang juga bisa kita ambil dan diaplikasikan dalam pendidikan formal.

Pasti sering kan kita sebagai orang tua atau guru melihat betapa asyik, niat, semangat, dan seriusnya anak-anak saat memainkan games yang mereka sukai. Bukan saat bermainnya aja, bahkan selesai main games yang mereka obrolkan dengan teman-temannya adalah tentang game itu, dan betapa inginnya mereka main lagi, sungguh motivasi yang luar biasa ya!

Bayangkan jika semangat, niat, dan keseriusan itu mereka miliki saat belajar, bayangkan jika mereka termotivasi untuk belajar seperti termotivasi untuk bermain. Ini lah mengapa teknik-teknik dan teknologi playful learning seperti game based learning dan gamifikasi menjadi sangat trending di dunia pendidikan dan bahkan untuk orang dewasa dalam pelatihan dalam perusahaan.

Telah banyak penelitian dan teori yang menjelaskan alasan mengapa games bisa memotivasi pemain untuk terus bermain, salah satu penjelasan yang menarik datang dari kacamata teori motivasi self determination theory (SDT), yang menunjukkan bahwa games memiliki mekanik-mekanik yang mendorong motivasi.

Nah jika kita ambil mekanik-mekanik ini dan diterapkan dalam proses pembelajaran sepertinya juga akan memotivasi siswa-siswi!
SDT menjelaskan bahwa siswa-siswi akan merasakan motivasi intrinsik dan bisa terus berkembang jika lingkungan belajar memenuhi beberapa kebutuhannya (Ryan & Deci, 2017).

1. Siswa-siswi haru merasa koneksi sosial dan diterima oleh lingkungan sosial belajarnya
2. Merasa dirinya terus berkembang dari segi mendapatkan dan menerapkan ilmu dan keterampilan baru.
3. Otonomi, dalam konteks pelajar yaitu saat mereka diberikan kepercayaan untuk mengendalikan proses pembelajarannya sendiri tanpa kontrol dari pihak external seperti orang tua, guru atau bahkan sistem. Dalam konteks yang lebih general otonomi ini kita dapatkan saat kita terbebas berperilaku sesuai dengan apa yang menurut kita baik dan benar, dan bisa merasakan hasil dari upaya kita itu sendiri.

Lalu dari kacamata SDT ini kita bisa melihat bahwa mekanik-mekanik dalam game ada yang mendorong motivasi extrinsic, dan intrinsik (Proulx et al., 2017). Berikut adalah penyederhanaanya;
Jika kita mengingat rasanya bermain game yang seru banget, kita bisa introspeksi juga dari kacamata SDT mengapa game bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
  • Saat bermain bersama kita dengan mudah diterima oleh kelompok kita dengan berinteraksi dan bermain dengan benar. Di sini kita mendapatkan koneksi sosial yang dibutuhkan
  • Saat bermain game kita merasakan sendiri makin kita bermain, mencoba-coba, dan mengeksplorasi kita makin mahir menavigasi dunia game. Tingkat kesulitan tantangan-tantangan juga terus meningkat sesuai dengan kemampuan kita sehingga kita merasakan langsung meningkatnya keterampilan-keterampilan yang kita miliki.
  • Dalam game kita dengan bebas mencoba-coba, berkreasi, dan melakukan apa pun yang menurut kita tepat untuk dilakukan. Setelah itu secara langsung kita merasakan hasil dari percobaan dan semua upaya kita yang berupa perubahan-perubahan dalam dunia game tersebut.
Sepertinya tidak ada salahnya menggunakan mekanik-mekanik yang menimbulkan motivasi ekstrinsik karena seiring berjalanya permainan motivasi-motivasi intrinsik ini akan lebih mendominasi. Saat permainan makin “panas” pemain tambah semangat, kompetitif, dan mereka mulai merasakan dampak yang mereka dan pemain lain dalam dunia game.
Tentu informasi ini sangata bermanfaat bagi guru atau orang tau yang ingin merancang atau memilih game untuk mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak atau siswa-siswinya.
Namun tidak perlu menggunakan game secara langsug, bisa saja kita mengambil mekanik-meknaik ini dan ktia terapkan dalam proses pembelajaran formal, seperti memberikan lebih banyak interaksi, mengadakan kompetisi dan kolaborasi, atau memberikan otonomi yang lebih banyak kepada pelajar. Selamat mencoba!
Sumber:
Proulx, J. N., Romero, M., & Arnab, S. (2017). Learning mechanics and game mechanics under the perspective of self-determination theory to foster motivation in digital game based learning. Simulation & Gaming, 48(1), 81-97.
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2017). Self-determination theory: Basic psychological needs in motivation, development, and wellness. Guilford Publications.