Dalam membentuk seorang pelajar yang berkualitas, fondasi apa yang harus kita perhatikan dengan baik?
Kita banyak mementingkan karakter, skill, atau ilmu pengetahuan yang menurut kita penting untuk mereka miliki di masa depan.
Namun satu hal dari masa depan yang pasti adalah ketidakpastian, dan bagaimana kita bisa membekali mereka untuk menghadapi ketidakpastian?
Ada satu bentuk intelligence yang bisa membantu mereka untuk membentuk karakter, dan mendapatkan ilmu atau skill baru dengan sendiri nya. Sehingga di saat masa depan itu tiba, mereka sanggup beradaptasi, dan mempelajari semua hal yang mereka butuhkan. Itu lah intrapersonal intelligence.
Dengan intrapersonal intelligence yang baik, kita bisa memilih tujuan pembelajaran, bahkan tujuan-tujuan dalam hidup yang sangat sesuai dengan diri kita sendiri, sesuai dengan kekuatan, limitasi, minat, bakat, dan segala macam individualitas yang setiap orang miliki.
Kita juga dapat menilai diri kita sendiri sesuai standar yang kita inginkan, kita bisa tahu seberapa jauh kita telah berkembang, dan hal apa saja di depannya yang harus kita pelajari. Dan mungkin hal terakhir yang membuat intelligence ini sangat penting adalah kemandirian yang kita dapatkan.
Karena seseorang dengan intrapersonal intelligence yang baik akan bisa menemukan cara yang terbaik untuk belajar seperti menemukan rutinitas atau disiplin nya yang sekali lagi sesuai dengan individualitas nya.
Seperti yang telah di bahas di artikel sebelum nya, bermain dan intrapersonal intelligence sangat berkaitan. Dan memahami cara pandang ini juga bisa meningkatkan kualitas sesi game based learning yang kita berikan untuk murid-murid kita.
Pertama yang kita harus ketahui bermain khususnya role-play sudah memberikan banyak ruang agar intrapersonal intelligence bisa terbangun. Bermain mengembangkan kesadaran diri, kita juga belajar hal-hal seperti mengungkapkan perasaan, berempati, dan mengendalikan emosi (Rogers & Evans, 2006).
Ini ditambahkan dengan protokol Game Based Learning (planning, implementing, debriefing) yang dirancang untuk meningkatkan intrapersonal intelligence tentu akan membuat sesi pembelajaran semakin efektif.
Di tahap perencanaan kita bisa merancang pertanyaan-pertanyaan yang mendorong introspeksi. Sebuah penelitian mengenai anak usia dini, menunjukan 4 tipe pertanyaan yang kita bisa rancang untuk mendorong personal intelligence (Wee, Shin, & Kim, 2013) :
- Self discipline
- Understanding perspectives and feelings
- Positive self-concept
- Understanding of self and awareness of inner mood
Seperti pertanyaan yang mengarah ke perasaan-perasaan yang mereka alami ketika menang/kalah, ketika hal-hal diluar ekspektasi mereka muncul, atau ketika teman-teman mereka melakukan hal yang diinginkan atau tidak.
Pertanyaan-pertanyaan tentang proses berpikir mereka juga akan mendorong self-knowledge. Seperti, bagaimana kamu bisa keluar dari masalah itu, atau apa yang kamu lakukan sebelum mengambil keputusan.
Selain itu banyak juga bentuk Socratic questioning, seperti tipe pertanyaan asumsi dan perspektif yang mendorong introspeksi, dan ini sangat cocok untuk ditambahkan di sesi diskusi Game Based Learning.
Dalam tahap implementasi kita bisa mengajak murid-murid kita untuk meningkatkan self-awareness mereka di saat bermain, kita ajak mereka untuk mengarahkan fokus nya bukan ke dunia luar tapi ke proses-proses internal yang terjadi di dalam diri mereka.
Dengan ini kita bisa mendorong mereka untuk berintrospeksi bukan hanya setelah bermain tapi di saat-saat permainan itu masih berlanjut.
Di luar konteks Game Based Learning, yang membuat game sebagai alat efektif untuk meningkatkan intrapersonal intelligence adalah, game sebagai alat pendeteksi minat dan bakat.
Memainkan sebuah game adalah aktivitas yang membutuhkan berbagai life skills, seperti komunikasi, kolaborasi, problem solving, emotional intelligence, adaptability, initiative dan banyak lagi.
Dengan memainkan berbagai macam games, kita bisa menemukan bakat kita dimana, atau skill apa yang kita miliki dan bisa dipelajari dengan cepat, serta skill apa yang mungkin kita masih sulit untuk dapatkan.
Media game juga sudah meliputi hampir semua macam aspek kehidupan kita, dari games tentang sejarah, berbagai macam sains, bisnis, ekonomi, strategi dan lain-lain.
Mendorong anak-anak untuk mencoba berbagai macam game akan mengarah kan mereka kepada minat mereka, mereka bisa memahami kesukaan dan ketidaksukaan mereka.
Sumber:
Wee, S. J., Shin, H. S., & Kim, M. H. (2013). Young Children’s Role-Playing for Enhancing Personal Intelligences in Multiple Intelligences Theory. International Research in Early Childhood Education, 4(1), 53-72.
Rogers, S., & Evans, J. (2006). Playing the game. European Early Childhood Education Research Journal, 14(1), 43-56