Game Schooling Aquatico, 10 Juli

Day-1 Game School Aquatico

 

Pembukaan-Briefing

  1. Ibu Augy memberi pembukaan dengan memperkenalkan diri, dan team Ludenara.
  2. Anak-anak diberi kesempatan memperkenalkan diri masing-masing
  3. Briefing, Ibu Augy menjelaskan secara garis besar mengenai ekosistem air, serta mengenai game yang dimainkan dan narasi awal.

   

Playing

Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok dengan Ibu Augy dan Ibu Novie menjadi fasilitator setiap kelompok. Masing-masing fasilitator melajutan dan menambahkan narasi mengenai Aquatico, anak-anak dijelaskan bahwa mereka berperan sebagai seorang pemimpin masyarakat yang bertanggung jawab untuk memastikan ekosistem di sekitar mereka tetap bersih agar binatang-binatang datang dan berkembang biak dengan baik.

Dengan cepat anak-anak menangkap peraturan dan langsung asik bermain.

Berikut adalah beberapa keterampilan yang muncul dan di latih oleh murid-murid game schooling

1. Different Perspective/ Big Picture,

Di game ini murid-murid berperan sebagai penanggung jawab ekosistem perairan, dari sini mereka bisa memahami bahwa pekerjaan konservasi alam tidaklah mudah.

2. Character Qualities.

Murid-murid belajar kompetisi sehat, dimana mereka bisa menerima kekalahan serta belajar dari itu, dan karena mereka tetap ingin menang persistence sangat berkembang dengan ini. Dan pada saat bermain kooperatif mereka berperan sebagai pemimpin dan pengikut, mereka belajar berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang sama. Initiative tidak terlihat di ronde pertama bermain tapi terlihat muncul di saat mereka lebih mengenali permainan dan cara memenangkannya, contohnya anak-anak awalnya mengoleksi kartu ekosistem sesuai dengan binatang yang mereka ingin dapatkan, namun setelah mereka sadar itu sangat susah dicapai, atau ekosistem mereka terpolusi, mereka dengan cepat beradaptasi dan mengoleksi ekosistem yang lain untuk mendapatkan binatang yang lain, hal ini juga yang disebut adaptability ketika mereka cepat beradaptasi pada situasi baru.

3. Competencies

Fasilitator menjelaskan bagaimana cara bermain game, namun cara untuk menang mereka harus mencari tahu sendiri. Dari proses ini mereka mengasah critical thinking, dengan sendirinya mereka kritis akan menemukan cara terbaik untuk menang. Kreatifitas juga sangat berkemang, terilhat ketika mereka bisa menemukan solusi-solusi kreatif pada saat suatu permasalahan muncul.

Debrief-Presentation

 

Dengan bermain anak-anak tahu bahwa binatang tidak akan suka ekosistem yang terpolusi, di sesi ini mereka menonton video yang melihatkan konteks dunia nyatanya. Setelah itu mereka menggambarkan ekosistem seperti apa sih yang mereka inginkan, di sini saat learning points literasi mengenai ekosistem di luar dari 21st century skills muncul.

 

Mereka bisa menyimpulkan bahwa membersihkan ekosistem dengan sendiri sangat lah susah dan butuh kerjasama, “Iya bersih-bersih sendiri susah banget soalnya orang lain yang ngotorin, tapi pas bareng-bareng lebih gampang!” kata seorang anak. Juga ada anak yang bisa melihat aplikasi game di dunia nyata “Bersih-bersih susah yaa.. belum tentu berhasil lagi, mendingan ngejaga yang udah bersih.”

Tentunya pengetahuan-pengetahuan dasar bisa disampaikan dengan games secara sangat fun! namun memang tidak bisa terlalu banyak informasi yang dimasukkan ke dalam games, namun game based-learning sangat kuat di sisi membangn interest, dan interest ini lah yang akan mendorong anak-anak untuk mendalami topik pembelajaran lebih dalam lagi. Contohnya setelah acara selesai masih banyak anak-anak yang nanya-nanya tentang ekosistem dan binatang-binatang laut dan setelah itu juga meminta untuk di tunjukan video-video lain tentang ekosistem laut itu. Kita juga mendapatkan laporan dari orang tua bahwa anak nya masih sangat semangat bercerita tentang pengalaman main nya dan ekosistem perairan. Selama interst ini bisa terbangun, maka proses pembelajaran tidak akan berhenti