Student engagement sering didefinisikan sebagai, keterlibatan siswa diukur dengan tingkat perhatian, keingintahuan, minat, optimisme, dan semangat yang ditunjukkan siswa ketika mereka belajar. Dari sini sudah jelas bahwa setiap pendidik merasakan pentingnya engagement setiap siswa di kelas.
Menyadari kepentingan engagement membuat banyak cendekiawan yang menyusun strategi peningkatan engagement murid di kelas.
Salah satunya adalah framework “Seven Principles For Good Practice in Undergraduate Education”. Framework yang dirancang oleh dua orang dengan keahlian yang saling melengkapi. Arthur Chickering, profesor di bidang pendidikan dan dengan Zelda Gamson yang memiliki latar belajar di sosiologi.
Berikut adalah 7 prinsip di dalam framework mereka ini.
Berikan banyak kesempatan berkolaborasi
Salah satu kunci dari meningkatkan engagement adalah interaksi antar siswa yang banyak. Dengan bekerja sama, berdiskusi, dan bertukar informasi dengan teman-teman, banyak sekali murid yang akan merasa nyaman dan bisa terlibat dengan pembelajaran dengan aktif.
Selain itu juga banyak sekali bukti empiris yang mensupport teori social-cognitivism yang menunjukan bahwa banyak manfaat belajar dalam kelompok. Ludenara juga ada lho artikel yang membahas tentang manfaat belajar bareng-bareng.
Gunakan pendekatan aktif learning
Banyak pendekatan student-center dimana murid memiliki peran yang lebih besar dari pada guru di dalam kelas. Seperti Game, Project, Problem based learning yang sangat baik dalam meningkatkan engagement murid.
Di proses pembelajaran seperti ini, murid tidak lagi hanya sekedar menjawab soal, mencatat, atau mendengarkan. Namun mereka secara aktif berkreasi, memecahkan masalah, dan mencari ilmu dan keterampilan baru dengan sendiri.
Feedback yang rutin
Tentu dengan feedback rutin, engagement antara guru dan murid akan terbangun dengan baik. Selain itu banyak penelitian yang menunjukan bahwa feedback memiliki peran yang besar dalam perkembangan akademis murid.
Jika setiap perkembangan murid di ikut sertakan dengan feedback oleh guru, percaya diri, dan motivasi belajar murid meningkat. Selain itu guru juga bisa membantu murid membangun kekuatan, dan memperbaiki kelemahan mereka
Tambahkan interaksi antara murid dan guru
Dalam meningkatkan engagement dalam kelas, sangat penting murid merasa nyaman dengan guru. Untuk itu framework ini menyarankan guru untuk membangun hubungan yang erat dengan murid.
Dengan hubungan yang lebih baik ini, murid akan merasa lebih nyaman dan akan berpartisipasi di dalam kelas secara lebih aktif. Maka dengan itu membangun hubungan di luar konteks pembelajaran sangat lah penting.
Ajarkan murid untuk mengatur waktu dengan baik
Belajar membutuhkan energi dan waktu. Maka time management menjadi hal harus dikuasai oleh seorang lifelong learner. Mengatur waktu sehingga mereka memiliki energy yang optimal saat sesi pembelajaran akan membantu engagement mereka di kelas itu.
Pahami murid sebagai individu
Kita tahu setiap anak memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Memasang standar akademis yang baku kepada setiap murid membuat beberapa anak yang memang pandai membaca dan menghitung sangat pintar, dan kelemahannya tidak terlihat.
Di sisi lain anak-anak yang memiliki kesulitan belajar di dalam ruang kelas atau sistem yang baku akan terlihat kurang pandai. Meraka pun tidak punya kesempatan untuk menunjukan bakatnya.
Tingkatkan ekspektasi terhadap murid
Kita tambahkan ini dengan prinsip sebelumnya. Hal yang paling baik adalah membandingkan murid bukan dengan murid lain, tapi dengan dirinya sendiri di masa lalu.
Dengan sistem seperti ini kita akan terus mendukung performa murid sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ini juga berhubungan dengan kenyamanan murid di saat belajar. Dengan membuat ekspektasi yang mereka setuju, mereka akan lebih giat dan aktif di kelas untuk mencapainya.
Sumber:
Chickering, A. W., & Gamson, Z. F. (1987). Seven principles for good practice in undergraduate education. AAHE Bulletin, 39(7), 3–7.