Advokasi Bermain Oleh UNICEF

image by, UNICEF

Kami berkomitmen untuk bekerja tanpa lelah untuk implementasi penuh Agenda ini pada tahun 2030”

  • Deklarasi komitmen SDG negara-negara anggota PBB, 2015

 

SDG (Social Development Goals) no.4 adalah “promoting lifelong learning for all” tentunya banyak sekali inovasi-inovasi untuk mencapai tujuan ini. 

Sekarang kita lihat usaha dari UNICEF, yang telah di beri support oleh Leggo foundation. Dari kerja sama ini, mereka menyuarakan advokasinya bahwa, “learning through play” memiliki peran yang sangat penting di dalam mencapai target SDG.

 

Lalu bagaimana bermain bisa berperan dalam mencapai SDG ini?

Di jurnal ini UNICEF menjelaskan secara lebar bagaimana “learning through play” ini adalah pondasi yang sangat penting untuk pendidikan setiap anak. Karena lifelong learning sangat membutuhkan perspektif bahwa belajar itu hal yang sangat menyenangkan, agar anak-anak dengan sendiri akan terus belajar.

 

Selain itu banyak hal teknikal lain yang membahas tentang bermain sebagai proses belajar yang alami untuk anak-anak.

image by, UNICEF

 

Satu hal di jurnal ini yang belum banyak kita bahas adalah, tantangan-tantangan menggunakan bermain untuk belajar. Menurut UNICEF ada 5 faktor yang menghambat, yaitu;

 

  1. kurangnya pemahaman tentang nilai permainan sebagai landasan konsep akademik
  2. kesalahpahaman orang tua atau pengasuh tentang bermain
  3. kurikulum atau standar pembelajaran yang tidak membahas permainan
  4. kurangnya pelatihan profesional guru yang berfokus pada pembelajaran melalui permainan
  5. ukuran kelas yang terlalu besar hingga membatasi kebebasan anak-anak untuk bermain

Berikut adalah infografis oleh UNICEF mengenai tantangan ini.