Format Game Schooling Ludenara

Format Game Schooling Ludenara

Game schooling Ludenara adalah sebuah program pembelajaran berbasis game untuk anak-anak umur 9-12 tahun. Proses pembelajaran lewat bermain ini  ketrampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kesuksesan di abad 21 ini seperti kreativitas, problem-solving, sosial skills dan lainnya. Pembelajaran akademis atau literasi juga bisa dilakukan beriringan, sehingga tema, atau kurikulum bisa dimasukkan dalam program ini.

 

Berikut adalah struktur dasar dari setiap kelas game schooling kita

 

Pembukaan

 

1.Ibu kepala sekolah memperkenalkan topik pembelajaran hari ini serta board game yang di gunakan

2.Anak-anak akan melakukan ice breaking kecil untuk mencairkan suasana

3.Pembagian kelompok dengan 1 guru yang akan memfasilitasi proses pembelajaran di setiap kelompok

 

Play

 

Setelah grouping setiap guru akan memberikan narasi untuk menambah ketertarikan setiap anak kepada topik yang dibahas serta menjelaskan peraturan-peraturan cara main. selama bermain kita bisa melihat keterampilan-keterampilan yang akan diolah dan diterapkan oleh setiap anak

 

1. Independence/Self-learning

Selama bermain murid-murid akan mengeksplorasi topik pembelajaran dengan sendirinya sementara guru akan membantu dengan mendorong murid-murid untuk menggali insight yang lebih dalam dari game itu. Cara ini akan membangun kepercayaan diri anak-anak ketika mereka berhasil mendapatkan ilmu dengan sendirinya tanpa di suapi informasi oleh guru.

2. Different Perspective/Big Picture

Mereka akan memainkan peran-peran yang akan membiasakan melihat dari sudut pandang yang berbeda-beda, serta membangun keterampilan sosial mereka.

3. Character Qualities (Social awareness, Leadership, Persistence)

Untuk games yang kooperatif mereka akan belajar bekerja sama, beberapa anak pun akan belajar memimpin kelompok nya untuk menyatukan tujuan. Sementara games yang kompetitif mengembangkan mental mereka, mereka bisa belajar menerima kekalahan dan menyadari bahwa pembelajaran dari kekalahan dan kesalahan sangat lah banyak . Mental “fair play” yang sehat ini di bangun dengan games dan ini lah yang akan membantu mereka di dunia nyata yang sangat menghargai mentalitas ini. Selain itu menghadapi kekalahan di games ini juga lah yang akan membantu mereka membangun mental pantang menyerah.

4. Competencies (Critical thinking, Creativity, Collaboration)

Setiap games memberikan tantangan yang berbeda sehingga kemampuan problem solving mereka akan terasah. Games akan memposisikan mereka di berbagai situasi yang cukup rumit, mereka harus menganalisa dan memprediksi setiap konsekuensi dari setiap langkah, anak-anak juga akan terbiasa memprediksi langkah lawan sebuah tugas kognitif yang cukup kompleks untuk bisa menang. Mereka juga akan terbiasa planning, tapi juga tetap fleksibel saat rencana mereka meleset melatih adaptability. Dengan membiasakan diri untuk kritis di setiap situasi seperti ini critical thinking mereka juga sangat berkembang.

 

Debrief

  1. Setelah bermain ibu kepala sekolah akan membahas topik pembelajaran lebih dalam, murid-murid akan menonton video untuk memahami situasi nyata. Setelah itu mereka akan mendapatkan quizz agar kita lebih tahu apa saja yang mereka pelajari.
  2. Murid-murid akan diberikan kertas gambar dimana mereka akan mengekspresikan apapun yang mereka pelajari selama sesi bermain. Dari sini kita bisa melihat interest dan fokus mereka terhadap setiap topik pembelajaran, dan itu bisa kita gunakan untuk mengenali karakter mereka.
  3. Terakhir mereka akan mempresentasikan karya mereka kepada teman-teman di kelompok nya.

 

Program Ludenara ini bisa disesuaikan dengan tema, kurikulum, atau nilai-nilai yang ingin disampaikan.

 

 

 

Bosan sama mainan di rumah? Ayo bikin yang baru!

Bosan sama mainan di rumah? Ayo bikin yang baru!

Sudah bosan sama mainan-mainan yang ada di rumah? Bisa beli mainan yang baru, tapi mahal.

Nah mending kita bikin mainan sendiri!

Pada tanggal 3 Maret yang lalu Ludenara mengadakan Kelas Game Design, dimana orang tua serta guru belajar cara mendesain board game sendiri.

 

    Salah satu peserta kita Mas Triyana telah berhasil menerapkan yang beliau pelajari di rumah bersama anaknya. Kebetulan Afid anak dari Mas Triyana senang sekali main mobil-mobilan, namun dia mulai bosan sama mobil-mobilan yang ada di rumah. Lalu Mas Triyana berinisiatif untuk membuat boardgame bersama anaknya, sang ayah menggambar track jalur balapannya, dan sang anak mewarnai dan menggambar.

Pasti asyik ya bikin board game bareng anak….

Terimakasih ya Mas Triyana telah berkenan berbagi ceritanya..

 

    Proses ini sungguh sangat lah positif bagi keluarga manapun, dengan menghabiskan waktu yang sangat produktif dengan anak tentu mempererat hubungan antara anak dan orang tua. Membuat boardgame bersama juga merupakan hal yang sangat edukatif bagi sang anak, proses ini melatih ketrampilan-keterampilan yang di butuhkan di abad ke-21 ini, seperti kreativitas, kolaborasi, dan banyak lagi! Kami dari Ludenara sangat bersyukur ilmu yang kita bagi bisa sangat bermanfaat.

 

Pasti penasaran kan, bagaimana proses bermain bisa menjadi hal yang sangat edukatif, atau mau belajar desain game sendiri?

Ayo! Ikuti kelas Game-based Learning dan Game Design Ludenara.

Catat ya tanggal nya!

Kelas Game Based Learning

Kelas Game Based Learning

 

Bandung, (27/7). PlaySpace by Boardgame.id kembali diramaikan oleh guru-guru dan orang tua. Usut punya usut, mereka ternyata mengikuti Kelas Game Based Learning, sebuah workshop yang diselenggarakan oleh Ludenara.

Apa sih yang mereka lakukan di sini?

Acara dibuka dengan sambutan oleh mbak Novie, Koordinator Program dari Ludenara dan juga perkenalan PlaySpace by Boardgame.id oleh Isa Rachmad Akbar yang juga menjabat sebagai pimpinan redaksi. Sesi dilanjutkan dengan perkenalan peserta agar makin akrab.

Sesi workshop game based learning ini sendiri dipimpin oleh Eko Nugroho, seorang praktisi dan pakar game based learning, perancang game sekaligus pendiri Kummara Game Design Studio dan juga Ludenara.

Usai sesi perkenalan, Eko mulai memberi paparan tentang sisi positif dari game dan berbagi kiat-kiat bagaimana membawa game ke ruang keluarga atau bahkan ke sekolah. Para peserta yang hadir di sini pada dasarnya percaya tentang potensi game. Mereka hadir untuk menelaah lebih dalam sejauh mana game bisa dijadikan media pembelajaran yang seru, efektif dan interaktif mengingat anak-anak generasi sekarang semuanya suka game.

Sesi workshop game based learning ini sendiri dipimpin oleh Eko Nugroho, seorang praktisi dan pakar game based learning, perancang game sekaligus pendiri Kummara Game Design Studio dan juga Ludenara.

Usai sesi perkenalan, Eko mulai memberi paparan tentang sisi positif dari game dan berbagi kiat-kiat bagaimana membawa game ke ruang keluarga atau bahkan ke sekolah. Para peserta yang hadir di sini pada dasarnya percaya tentang potensi game. Mereka hadir untuk menelaah lebih dalam sejauh mana game bisa dijadikan media pembelajaran yang seru, efektif dan interaktif mengingat anak-anak generasi sekarang semuanya suka game.

 

“Yang ada di benak saya saat mendengar kata game, memang ada game-game yang kurang baik tapi ada juga game-game yang membangun. Sebagai praktisi aktivitas outdoor, saya lebih menikmati game-game yang fisik karena ada interaksinya,” Ujar kang Ucup salah satu peserta hari itu.

Sesi pun beralih ke coffee break yang dilanjutkan dengan sesi bermain. Mereka mencoba satu game, bukan game sembarangan namun board game berjudul Rantai Makanan. Board game ini tercipta dari hasil kolaborasi beberapa guru yang terlahir dari acara Kelas Game Design yang juga diselenggarakan oleh Ludenara bulan Maret lalu.

Dengan tetap dipandu oleh mas Eko, para peserta jadi semakin yakin jika dimanfaatkan dengan baik game bisa mengajarkan sesuatu yang baru, sesuatu yang seru ke anak-anak kita. Peserta pun dibekali dengan canvas game based learning. Canvas ini yang akan membantu mengarahkan peserta mengekstrak materi yang mungkin bisa didukung oleh game-game tertentu.

.

Selesai jam ishoma siang, peserta kembali diajak memainkan sebuah card game. Uniknya, card game ini bukan yang ada unsur hitung-hitungan atau hafalan. Kala itu peserta memainkan card game Roket Raket. Setelah bermain, peserta ditantang untuk menggagas ide/tema baru dari Roket Raket yang bisa diajarkan ke anak didik atau putra putri kita.

“Game ini bisa saya ubah temanya jadi pengenalan unsur-unsur kimia. Jadi pemain tidak lagi menyamakan posisi raket dengan kock tapi unsur dalam tabel periodik dengan golongan yang sama,” respon dari mbak Epong Utami, seorang guru dari School of Human yang menjadi peserta kala itu.

Dengan dibekali Canvas dan juga sedikit contoh modifikasi, seharusnya apapun itu permainannya bisa kita ambil intisari positifnya. Jika berhasil menemukannya, semua game bisa dijadikan media pembelajaran yang seru.

Artikel ini di tulis oleh Isa Rachmad Akbar dan sudah di publikasikan di boardgame.id

Kamu juga bisa lihat acara-acara seru & menarik lainnya yang diselenggarakan di PlaySpace by Boardgame.id, Jalan Sukanagara no. 31, Antapani, Bandung dengan mengunjungi boardgame.id