Kita semua menginginkan Anak-anak memiliki perilaku yang baik, mampu bersosialisasi dengan baik, membangun koneksi teman-teman yang luas, dan pandai bekerja sama dengan orang lain.
Ini lah mengapa kita tidak lagi menganggap pendidikan hanya sebagai tempat mereka mempelajari ilmu pengetahuan tapi juga tempat dimana mereka bisa mengembangkan karakter yang moral.
Tapi jika kita menginginkan Guru-guru di sekolah yang mendidik karakter mereka, sepertinya kurang benar. Iya mereka memang pendidik, tapi dibandingkan peran Orang tua perna mereka sangat minim.
Faktor utamanya adalah karena kemampuan Anak-anak untuk bertindak prososial saat mereka masuk PAUD sangat menentukan karakter mereka hingga dewasa.
Sekumpulan penelitian menunjukan bahwa semakin prososial (berkarakter moral) Anak-anak di masa balitanya semakin mungkin mereka diterima dalam kelompok Anak-anak yang juga prososial. Lalu bermain bersama lingkungan yang baik ini juga meningkatkan karakteristik prososial mereka, dan ini akan terus terjadi hingga masa dewasa.
Sebaliknya pun sama, jika mereka memiliki karakter yang kurang baik mereka akan cenderung ditolak dari sebuah kelompok permainan. Dan karena mereka tidak memiliki teman bermain mereka tidak mampu mengembangkan kecerdasan sosial dengan baik.
Dari penelitian-penelitian ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa sosialisasi dari Orang tua yang baik dapat mendukung dan meningkatkan karakteristik prososial anak, yang akan mendorong kompetensi sosial mereka dan memperoleh tanggapan positif dari anak-anak lain, yang selanjutnya dapat mendukung perkembangan prososial yang berkelanjutan hingga tahap dewasa (Persson 2005).
Lalu bagaimana cara mengembangkan karakteristik prososial pada anak sejak usia dini?
Jawabanya sudah jelas, banyak-banyak lah bermain dengan mereka. Bermain bersama adalah cara baik Anak-anak berkembang dengan sehat secara sosial, fisik, dan kognitif, selain itu bermain lah yang juga membuat ikatan antara Anak dan Orang tua menjadi kuat (Milteer et al., 2012).
Saat Anak bermain dengan Orang tua, saudara, teman, dan keluarga mereka memiliki banyak kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan berbagai macam perilaku. Setiap tindakan yang mereka perbuat mereka akan mendapatkan reaksi positif atau negatif, dari reaksi-reaksi ini lah mereka mulai bisa memilih tindakan apa yang disenangi oleh orang lain, dan yang mana yang sebaiknya tidak dilakukan karena mendapat konsekuensi negatif dari lingkungan sosialnya.
Ini lah awal dari terbentuknya karakter yang moral, saat mereka mulai mengenali apa yang baik dan buruk melalui pengalaman mereka berinteraksi dengan orang lain. Semakin banyak pengalaman bermain dengan Orang tua dan keluarga semakin siap Anak-anak untuk berinteraksi dengan baik saat bertemu teman-temannya di sekolah.
Sumber
Milteer, R. M., Ginsburg, K. R., & Mulligan, D. A. (2012). The importance of play in promoting healthy child development and maintaining strong parent-child bond: Focus on children in poverty. Pediatrics, 129(1), e204-e213.
Persson, G. E. B. (2005). Young children’s prosocial and aggressive behaviors and their experiences of being targeted for similar behaviors by peers. Social Development, 14, 206–228.