Game Based Learning sangat efektif untuk proses belajar. Ini dia penjelasan menurut perspektif Cognitive Learning Theory.

Photo by Michał Parzuchowski on Unsplash

Cognitive Learning Theory menjelaskan tentang mental kita saat kita sedang belajar. Dan jika kita melihat Game Based Learning (GBL) dengan teori ini, tujuan akhir GBL adalah ketika pemain bisa membentuk Mental Models (Mayer, 2005, 2014). Mental Model ini lah yang membuat kita bisa memprediksi masa depan, membuat keputusan, memecahkan masalah, memahami sebuah fenomena dan mentransfer ilmu.

Ada beberapa cara games bisa membantu proses mental agar pemain bisa membentuk mental model ini termasuk; menyedikan real world context, guide dan feedback, dan transfer of learning. Selain itu jika games di desain dengan baik elemen-elemen seperti information design, interaction design, gesture and movement, juga bisa membantu proses kognitif. 

Real World Situation and Context 

Salah satu potensi terbaik dari games dan playful learning adalah kemampuannya untuk menyediakan banyak kesempatan untuk situated learning (Lave & Wenger, 1991; Wenger, 1998). Games bisa menjadi sebuah simulasi dunia nyata, dimana semua permasalahan, dan tantangan mirip dengan apa yang harus dikerjakan di dunia nyata. Contohnya seperti Sim City kita menjadi seorang walikota yang harus menata kota kita dengan baik agar warga-warganya puas. Kita harus memastikan polusi tidak terlalu tinggi hingga banyak yang sakit, kita harus memastikan pendapatan kota sanggup untuk menyediakan fasilitas-fasilitas bagi warga seperti pemadam kebakaran, rumah sakit, sekolah, taman, kepolisian, dan lainnya.

Bukan hanya video games, tapi board games juga telah menunjukan kemampuannya untuk melakukan hal yang sama. Seperti game Aquatico pemain bisa belajar tentang membersihkan dan menjaga ekosistem perairan dari polusi, dan betapa terhubungnya setiap ekosistem. Bahkan sebuah universitas di A.S. menggunakan board game untuk mengajar mahasiswa kedokteran agar mereka siap untuk memitigasi situasi-situasi gawat darurat.

Transfer of Learning

Salah satu tantangan besar untuk pendidikan adalah mengajar di cara yang memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka di luar konteks sekolah. Transfer umumnya lebih mudah ketika konteks baru mirip dengan konteks pembelajaran, tetapi beberapa faktor telah diidentifikasi mempengaruhi transfer (Barnett & Ceci, 2002; Haskell, 2000). 

Perkins dan Salomon (1989) mengusulkan dua cara utama pengetahuan dapat ditransfer ke situasi baru: low road, yang tergantung pada otomatisitas melalui berulang praktik keterampilan, dan jalan high road, yang tergantung pada abstraksi sadar dan penerapan pengetahuan. Permainan dapat memfasilitasi kedua jala ini untuk mentransfer dengan memberi kesempatan yang dapat diulang untuk mempraktikkan keterampilan dan menerapkan pengetahuan (low road) dan dengan memberikan pengalaman yang berbeda namun terkait yang memfasilitasi abstraksi yang dibutuhkan untuk pengetahuan digeneralisasikan ke situasi baru (high road). 

Guide and Feedback

Di dunia akademis ide scaffolding telah diusulkan sebagai praktik yang sangat baik untuk memfasilitasi pembelajaran. Ide ini pertama diusulkan oleh Wood, Bruner, dan Ross (1976) untuk menggambarkan cara di mana orang dewasa atau ahli mengajari seorang pelajar untuk menyelesaikan masalah atau menyelesaikan tugas. Scaffolding terjadi ketika seorang ahli mengontrol aspek tugas yang berada di luar kemampuan pelajar, dengan demikian memungkinka pelajar untuk menyelesaikan tugas yang dia tidak akan lakukan mampu melakukan sendiri. 

Entertainment Games saat ini sangat sukses dalam scaffolding pemain baru karena mereka harus belajar cara bermain. Seringkali games akan dimulai dengan level tutorial di mana tindakan pemain dan keberhasilan atau kegagalan berikutnya dimonitor secara ketat. Feedback dan dukungan yang sesuai di situasi games di mana pemain mengalami masalah, sehingga memberikan feedback yang dinamis untuk scaffolding. Di setiap level pemain meningkat scaffolding ini memudar dengan pelan sehingga pada akhirnya pemain bisa menyelesaikan level-level sulit tanpa panduan dan feedback.

Ini adalah ringkasan singkat dari publikasi oleh American Psychological Association berjudul Foundations of Game Based Learning. Dimana mereka membahas teori-teori pendidikan seperti teori motivasi, socio cultural, affect dan cognition yang dihubungkan dengan GBL. Karena itu Ludenara sangat merekomendasi para praktisi GBL untuk mempelajari dokumen ini karena banyak ilmu berharga yang dapat meningkatkan kualitas kita semua sebagai pelajar.

Dokumen ini bisa di download di Google Scholar. 

Sumber: Plass, J. L., Homer, B. D., & Kinzer, C. K. (2015). Foundations of Game-Based Learning. Educational Psychologist, 50(4), 258–283. doi: 10.1080/00461520.2015.1122533