Maret 19 2021, Ludenara diundang untuk menjadi narasumber di sebuah forum virtual oleh NGO CSW New York. Sebuah acara parallel dari United Nations Commission on the Status of Women (CSW65). Acara perkumpulan tahunan terbesar di dunia ini mendiskusikan tentang kesetaraan gender dan women empowerment.
Tema tahun ini adalah “Kemampuan perempuan untuk mengambil keputusan, berpartisipasi penuh, dan efektif dalam kehidupan publik, serta penghapusan kekerasan, untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan.”
Hal-hal ini memang patut isu yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Data paling baru menunjukan bahwa perkembangan menuju kesetaraan gender dalam kehidupan publik dan pengambilan keputusan terjadi dengan sangat lambat.
- Perempuan menduduki 25% kursi parlimen secara global, dan hanya tiga negara memiliki 50% atau lebih perempuan di parlimen mereka.
- Di tahun 2020 hanya 7,4% dari semua perusahaan Fortune 500 dipimpin oleh perempuan
- Hanya 22 negara di dunia dipimpin oleh perempuan
Selain dari itu, pandemi COVID-19 telah memberi dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan, dari kehilangan pekerjaan, peningkatan kasus kekerasan, dan pekerjaan perawatan yang tidak dibayar.
Sangat disayangkan, padahal saat perempuan yang memimpin banyak sekali dampak baik yang terlihat. Seperti membuat kebijakan penting namun sering dilupakan, mengekspansi pelayanan kesehatan dan pendidikan, merancang ekonomi yang ramah lingkungan, dan tentu mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.
Terlihat dari semua bukti ini bahwa untuk membangun ulang dunia setelah pandemi COVID-19 kita membutuhkan lebih banyak lagi pemimpin perempuan.
Ludenara pun bangga memiliki 3 perempuan hebat sebagai pemimpin kita,
Kanty Kusmayanty Head of Organization,
Novieta Wibowo Program Director,
dan Aughya Shandriasti Head of Teacher Trainer.
Program-program kami pun mencoba untuk meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Seperti yang dipresentasikan oleh Mbak Augya kami dengan bangga telah berhasil membantu guru-guru perempuan untuk menemukan dan mengasah kreativitas mereka dalam mengajar.
Terlihat dari hasil karya pendekatan pembelajaran asik yang telah diterapkan dalam kelas. Dimana siswa-siswi bersenang-senang saat mereka belajar.
Lebih dari itu, kami tahu dari dokumen Roadmap of Indonesia SDG bahwa isu kesetaraan gender terbesar adalah pernikahan anak perempuan. Dalam dokumen yang sama rekomendasi terbaik untuk isu ini adalah edukasi, edukasi yang setara bagi setiap anak Indonesia.
Itu lah yang menjadi fokus kita dalam usaha women empowerment ini. Kita berusaha sebisa mungkin untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan menghadirkan pendidikan yang baik untuk sebanyak-banyak nya anak di Indonesia.
Kami pun ingin berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kita dalam usaha ini. Khusus nya kepada Ceva Bali, Photovoices International,Institut Teknologi Bandung (ITB) Dept of Civil & Environmental Engineering and Itikad Baik Project!