Kreatoria, Merdeka Belajar Dengan Bermain Game!

Kreatoria, Merdeka Belajar Dengan Bermain Game!

Kreatoria by Brendan Satria

Merdeka Belajar yang telah digagaskan oleh Mas Menteri Nadiem melahirkan program-program di mana guru bisa bereksperimen dengan metode pembelajaran mereka agar bisa menemukan yang bisa membuat siswa-siswi semangat dan senang belajar. Dari motivasi untuk terus belajar inilah siswa-siswi kita bisa belajar dengan lebih efektif dan kualitas pendidikan kita bisa meningkat.

Seperti yang disimpulkan dengan baik oleh Kepala Biro Komonikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga “Jadi ini yang menjadi sangat penting, sangat concern karena Pak Nadiem atau kita dari Kemendikbud Ristek ingin menciptakan suasana belajar di sekolah adalah suasana yang happy. Makanya tag-nya merdeka belajar.” (14/12/2019).

Nah, jika ingin menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan cara yang paling gampang adalah menggunakan games, agar siswa-siswi bisa bermain dan tanpa mereka sadari mereka mengalami proses pembelajaran yang dalam dan bermakna. Setelah seleksi ketat dari Kemendikbudristek Ludenara pun berkesempatan mengajak 240 guru untuk bereksperimen dengan metode Game Based Learning untuk menyampaikan materi pembelajaran sebagai bagian dari program organisasi penggerak Merdeka Belajar.

Karena guru-guru peserta memiliki kebutuhan mengajar yang berbeda-beda, tim designer Ludenara merancang sebuah game sederhana yang bisa dengan mudah diubah konten pembelajaran sesuai kebutuhan guru. Game ini dinamakan Kreatoria, di mana siswa-siswi yang memainkan ini berperan sebagai konten kreator yang harus merancang konten sesuai dengan instruksi guru yang dalam permainannya berbentuk kartu topik yang siswa-siswi harus pilih.

Kreatoria membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan memotivasi siswa-siswi belajar, hal ini terbukti setelah tim Ludenara mengadakan test play bersama beberapa siswa-siswi SMP. Bukan hal yang mengagetkan karena dalam literatur ilmiah Game Based Learning telah berkali-kali terbukti efektif meningkatkan motivasi belajar (Plass et al., 2015). Selain memotivasi Kreatoria juga membuat proses pembelajaran lebih mudah.

Cara memainkan game seperti ini sangat sesuai dengan teori pembelajaran Constructivism (Amineh & Asl, 2015) dan karena itu, game ini memudahkan siswa-siswi memahami materi dan konsep pembelajaran yang baru dan memperkuat pemahaman mereka mengenai hal-hal yang sudah dimengerti sebelumnya.

Dalam teori ini kita dijelaskan bahwa proses pembelajaran terjadi saat belajar berhasil membangun ilmu baru dengan menggunakan dan dihubungkan dengan ilmu yang dimiliki sebelumnya.

Dalam game ini siswa-siswi diberikan kartu-kartu kata kunci yang bisa disesuaikan dengan materi pembelajaran, lalu mereka harus merancang ide konten video sesuai dengan topik yang diinginkan guru dengan menggunakan kartu kata kunci yang ada.  Dengan pola permainan ini siswa-siswi diajak untuk menggunakan kata-kata kunci yang mereka sudah pahami untuk digabungkan dengan kata-kata kunci yang lain, proses ini membantu mereka menghubungkan ilm-ilmu yang mereka pahami.

Constructivism juga menjelaskan bahwa proses pembelajaran terjadi dalam kondisi sosial, seperti saat pelajar berbagai mengenai pemahaman mereka dengan pelajar lain, saat mereka mengobservasi pelajar lain, dan saat mereka berkolaborasi. 

Dalam game ini siswa-siswi yang sudah berhasil memenuhi kotak topik dengan kata kunci bisa mempresentasikan ide videonya kepada teman-teman di kelas, lalu teman-teman lainnya bisa memberi likes kepada video yang paling menarik, paling detail, dan paling sesuai materi pembelajaran.

Proses ini mendorong terjadinya pembelajarn secara sosial, di mana siswa-siswi bias mempelajari materi pembelajaran dari ide video teman-temannya, dan melihat bagaimana materi-materi pembelajaran ini saling terhubung.

Dengan game ini kami harap banyak hal baik yang bisa dihasilkan, semoga bisa memudahkan bapak dan ibu guru mengajar, dan membuat materi pembelajaran lebih mudah dipahami dan belajar menjadi menyenangkan!

 

Sumber:

Amineh, R. J., & Asl, H. D. (2015). Review of constructivism and social constructivism. Journal of Social Sciences, Literature and Languages, 1(1), 9-16.

Plass, J. L., Homer, B. D., & Kinzer, C. K. (2015). Foundations of game-based learning. Educational Psychologist, 50(4), 258-283.

FGD persiapan Nusantara Bermain Bermakna

FGD persiapan Nusantara Bermain Bermakna

Kamis, 14 Oktober Ludenara mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tujuan mencermati pengalaman para narasumber 2dalam dunia pendidikan yang mungkin bisa menjadi wawasan penting untuk mengembangkan program intervensi dalam dunia pendidikan khususnya salam peningkatan kualitas pengajar.

Dalam FGD ini kami mengundang 3 narasumber eksternal yang masing-masing memiliki peran yang berbeda dan bisa berkontribusi dalam diskusi ini dengan cara pandang masing-masing. Kami juga mengundang narasumber internal yang merupakan pelaksana program Nusantara Bermain Bermakna bagian POP. Mereka juga masing-masing memiliki cara pandang menarik mengenai perkembangan dan tantangan dunia pendidikan.

Narasumber external pertama adalah Ibu Siti Syahwali sekarang berprofesi sebagai konsultan bersama CEVA Bali. Ibu Siti juga merupakan contoh baik dari yang sering kita sebut “life long learner” dan sekarang Ibu Siti sedang kuliah Executive Master in International Trade IE University, di Spanyol yang diambil secara blended, online dan ofline. Dengan posisi ini Ibu Siti sanggup memberikan cara pandang dunia pendidikan secara global. 

Menurut Ibu Siti tantangan utama dalam pendidikan dalam 1 tahun terakhir ini adalah membangun engagement, atau keterlibatan siswa dalam kelas belajar. Dengan kelas PJJ Siswa-siswi akan mendapatkan kesulitan merasa terlibat dalam pembelajaran karena tidak adanya presensi fisik dari Guru dan teman-teman yang juga sedang belajar. 

Turunnya tingkat keterlibatan Siswa-siswi saat pembelajaran ini lah yang mengakibatkan learning loss, karena saat pembelajaran tidak adanya engagement mengakibatkan tidak belajar.

Menurut Ibu Siti meskipun meningkatkan keterlibatan dalam PJJ itu berat ada beberapa cara meningkatkannya. Salah satunya adalah Game Based Learning yang menurutnya sebagai fasilitator dan juga pelajar sangat baik dalam menarik perhatian pelajar dan meningkatkan keterlibatan secara langsung. Dalam pengalaman belajarnya Ibu Siti juga merasa mewajibkan keterlibatan adalah cara efektif, seperti saat pembelajaran online setiap Siswa-siswi wajib membuat 3 pertanyaan atau komentar.

Selain kedua teknik ini menurut Ibu Siti faktor utama yang bisa meningkatkan engagement dan motivasi belajar adalah Guru yang inspiratif, yang membuat memberi contoh baik agar memberi pemikiran kepada pelajar “aku harus bisa kayak gitu!”. Belajar juga merupakan proses sosial, di mana kondisi sosial seperti ini sangat penting. Karena itu juga adanya komunitas, atau kelompok belajar bersama yang saling menyemangati dan menginspirasi juga faktor penting dalam pendidikan yang berkualitas.

Tapi memang presensi Guru dan teman belajar secara fisik tidak bisa tergantikan. Karena itu untuk tren yang akan datang menurut Ibu Siti kita akan mengalami banyak blended learning, di mana proses belajar diterapkan secara online dan offline. Adanya blended secara synchronous dan asynchronous juga sangat penting. Karena ini akan memberikan fleksibilitas bagi pelajar untuk belajar dalam situasi di mana ia mampu belajar dengan sesungguhnya.

Dari narsum pertama kami mendapatkan perspektif yang luas, secara global, dan selanjutnya kami mendapatkan perspektif yang fokus dan mendalam. Narasumber selanjutnya adalah Bapak Wahyu Kurnia, seorang Guru di SMPN 2 Pekalongan. Sebagai Guru Pak Wahyu melihat ada 2 tantangan utama dalam pendidikan kita. Yang pertama adalah karakter pelajar itu sendiri, menurutnya banyak Siswa-siswi kita yang memang pada dasarnya tidak suka belajar, dan susah mendapatkan motivasi untuk belajar. 

Yang menarik adalah Game Based Learning juga merupakan solusi praktis yang sudah diterapkan oleh Pak Wahyu. Namun ada tambahan menarik darinya, saat menghadapi Siswa-siswi yang tidak termotivasi belajar sebaiknya Game Based Learning difokuskan bukan untuk pemahaman materi, namun mengubah manset mereka bahwa sebenarnya belajar itu menyenangkan. Dari situ segala proses belajar setelahnya akan lebih mudah.

Tantangan lain yang menurut Pak Wahyu masih sering dihadapi adalah infrastruktur yang tidak memadai untuk PJJ, hal ini ditambah dengan sebagian Guru masih kurang mampu beradaptasi dengan cepat mengakibatkan pembelajaran yang tidak efektif. Sepertinya satu tantangan ini yang tidak ada solusi kreatifnya, selain berinvestasi terhadap struktur digital, dan pelatihan Guru.

Setelah itu narasumber external yang terakhir adalah Ibu Lala Tansah yang sekarang menjadi Principal Mutiara Bunda Group of Schools. Sebagai kepala manajemen sekolah Ibu Lala juga memberikan pendapat yang sangat penting untuk kami pelajari. Dalam pelaksanaan pendidikan ada 3 pihak yang harus sangat diperhatikan, yaitu Siswa, Guru dan Orang tua. Setiap pihak memiliki peran yang sangat besar dan mengalami tantangan-tantangan sendiri dalam keberlangsungan pembelajaran yang efektif.

Selain yang sudah disampaikan oleh para narsum sebelumnya menurut Ibu Lala kesehatan mental Siswa-siswi adalah hal yang sangat harus kita perhatikan, bukan hanya untuk pembelajaran yang efektif tapi juga agar mereka bisa tumbuh kembang dengan baik. Untuk para Guru saran Ibu Lala dalam menghadapi tantangan-tantangan PJJ mereka harus terus agile, mampu beradaptasi dan belajar dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus berubah.

Selain dari nara sumber external ini, para tim pelaksana Nusantara Bermain Bermakna juga menyampaikan berbagai macam pendapat penting yang harus kami perhatikan agar program kita bisa benar-benar berdampak baik terhadap pendidikan Indonesia. Memang banyak sekali yang tim Ludenara harus pelajari dari FGD ini, dan semoga kami bisa benar-benar memanfaatkan ilmu ini dengan baik, demi kebaikan pendidikan Indonesia.

Rapat Koordinasi POP Semarang, Pekalongan, dan Lombok Utara.

Rapat Koordinasi POP Semarang, Pekalongan, dan Lombok Utara.

Rabu, 13 Oktober Ludenara mendapatkan kesempatan untuk bertemu via Zoom dengan Bapak Ibu Guru dan Kepala sekolah dari  Semarang, Pekalongan, dan Lombok Utara. Pertemuan ini merupakan rapat koordinasi awal dari Nusantara Bermain Bermakna. Sebuah program inisiasi Ludenara yang didukung oleh Program Organisasi Penggera oleh Kemendikbud. Rapat ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Disdik masing-masing kota yang menunjukkan sepenuhnya menunjukkan sport mereka untuk keberlangsungan dan kesuksesan.

Rapat ini kita manfaatkan untuk mensosialisasikan detail program kami, seperti jadwal pelaksanaan, detail kegiatan program, dan apa saja yang akan dipelajari oleh peserta. Kami juga mendapatkan kesempatan untuk menganalkan diri kita sebagai organisasi dan menjelaskan pemikiran kita bahwa bermain adalah proses belajar yang luar biasa, dan pentingnya bahagia saat belajar.

Dari pemikiran ini lah kita merancang Nusantara Bermain Bermakna, dimana para peserta Guru pada akhirnya bisa mengimplementasikan pendekatan Game Based Learning, dimana Guru-guru bisa memilih game-game yang sudah ada dan menghadirkan pembelajaran yang interaktif, asik, dan bermakna. Kami pun juga akan melaksanakan kelas Game Design, dimana Guru-guru dapat mendesain sendiri game yang sesuai dengan kebutuhan mengajar mereka.

Seperti rapat koordinasi yang sebelumnya sepertinya banyak Bapak & Ibu Guru yang sangat tertarik dengan konsep ini, dan banyak menanyakan tentang penggunaan games sebagai media belajar. Ludenara pun semangat, dan sudah tidak sabar untuk belajar bersama Guru-guru dan mengeksplorasi bersama potensi game untuk media belajar.

Semoga Nusantara Bermain Bermakna akan menghadirkan banyak hal baik bukan hanya untuk para peserta, namun untuk pendidikan Indonesia secara menyeluruh. Kami ingin berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada Sekolah-sekolah dan Disdik, Bandung, Bogor,  Semarang, Pekalongan, dan Lombok Utara tentunya juga kepada Kemendikbudristek yang sudah memberikan kepercayaan dan dukungannya!

Rapat Koordiansi POP, Bandung dan Bogor

Rapat Koordiansi POP, Bandung dan Bogor

Selasa, 12 Oktober Ludenara mengadakan rapat koordinasi Program Organisasi Penggerak (POP) bersama dengan 27 SMP dari Bandung dan Bogor yang diwakili oleh beberapa Guru dan Kepala sekolah masing-masing sekolah. Rapat ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Disdik masing-masing kota yang menunjukkan sepenuhnya menunjukkan sport mereka untuk keberlangsungan dan kesuksesan.

Dalam rapat ini kami mendapatkan kesempatan utnuk menganalkan diri kita sebagai organisasi dan misi kita untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan bermakna. Hal ini yang kita yakini bisa menjadi landasan awal dari meningkatnya kualitas pendidikan kita secara berkelanjutan. Alasannya sangat sederhana, ketika Siswa-siswi kita senang belajar tentu mereka akan terus menerus belajar dengan senang hati tanpa disuruh, dan karena mereka menikmati proses ini setiap detik proses pembelajaran itu akan memberi makna, karena segala sesuatu yang kita kerjakan dengan senang pasti akan lebih baik. Maka POP Ludenara ini kita beri judul, Nusantara Bermain Bermakna

Hal ini sepertinya menarik Bapak dan Ibu yang mengikuti rapat ini, dan mereka pun banyak melontarkan pertanyaan yang libatkan bagaimana cara menghadirkan proses belajar yang menyenakkan, seperti bagai mana cara menggunakan games di kelas? Games apa yang bisa digunakan? Bagaimana membuat Anak-anak semangat belajar?

Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan ketertarikan mereka akan konsep “belajar sebaiknya menyenangkan” dan merupakan awal baik dari program ini. Kami pun mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan sebaik-baiknya, namun memang pertanyaan-pertanyaan ini lah yang akan kita eksplorasi bersama selama 2 semester di tahun 2022 nanti.

Hal yang menarik juga adalah banyak Bapak Ibu Guru yang sudah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan games, dan aplikasi populer seperti Kahoot! Quizizz dan lainnya. Sepertinya memang sudah banyak yang peka bahwa games memiliki potensi edukasi, dan sebaiknya proses belajar itu membahagiakan. Dengan kesempatan POP ini tentu Ludenara akan mengeksplorasi lagi secara dalam lagi mengenai penggunaan games sebagai media belajar, dan semoga banyak hal baik yang akan kita capai dari program ini.