Sekolah kan tempat nya belajar ya, dan untuk meningkatkan kualitas sekolahan, tentu logika mengatakan yaa, tambahkan jam belajar nya, atau tingkatkan kualitas pembelajaran dan guru nya atau berikan buku-buku yang lebih bagus. Mungkin hal-hal itu bisa memberikan dampak yang baik, tapi menambahkan jam belajar harus hati hati, karena setelah diteliti malah ningkatin stress dan kesehatan mental anak pun berkurang (Gray, 2011).
Nah terus ada nggak ya intervensi nggak ada resiko nya, dan dampak positif nya banyak, bukan cuma di akademis, tapi di karakter anak juga, terlalu impossible gak si ini?
Nah ternyata tidak impossible, dan mungkin melawan logika kita. Intervensi pendidikan yang sangat ampuh dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya untuk karakter anak adalah ketika kita bukan menambahkan jam belajar, tapi jam bermain!
Pada tahun ajaran 2010-2011 Stanford University bersama dengan Mathematica Policy Research mengadakan penelitian mengenai ini. Mereka mengadakan intervensi bermain berstruktur kepada 14 sekolah negeri, dan mengobservasi 11 sekolah negeri lain nya sebagai perbandingan.
Setelah diteliti intervensi ini memberikan dampak sebagai berikut:
- Tingkat bullying dan perilaku eksklusif pada murid-murid berkurang sebanyak 43%
- Murid-murid lebih pandai dalam resolusi konflik
- Guru merasa murid-murid lebih aman di lingkungan sekolah.
- Rasa kebersamaan diantara murid ke murid dan murid ke guru meningkat
- Transisi dari istirahat ke aktivitas belajar 27% lebih cepat
- Murid-murid menunjukan perilaku yang lebih baik dan fokus meningkat di ruang kelas
- Murid-murid menunjukan perilaku yang lebih baik di saat jam istirahat
Perlu diingat bahwa kemungkinan masih banyak lagi dampak positif dari intervensi ini yang tidak terdata. Karena memang intervensi ini hanya diukur menggunakan 6 kriteria yang mereka ingin lihat. Hal lain seperti kreativitas, kemampuan mereka bekerja sama, atau motivasi saat belajar bisa jadi ada, namun tidak terlihat karena tidak di lihat.
Nah intervensi bermain berstruktur ini seperti apa sih?
Ada 4 tipe aktivitas bermain yang diterapkan oleh Playworks di setiap sekolah.
Bermain berstruktur di jam istirahat
Selama intervensi ini berlanjut, para pelatih dari Playworks mengajak (tanpa memaksa) anak-anak untuk berpartisipasi dalam permainan-permainan terstruktur dan dipimpin oleh mereka aktifitas ini mengambil 60% dari jam istirahat mereka. Para pelatih merancang aktivitas yang seru dimana mereka bisa belajar leadership, resolusi konflik, dan perilaku inklusif. Di saat ini para pelatih juga memberi penekanan kepada penggunaan bahasa yang positif.
Bermain di dalam kelas
Di saat ini pelatih dari Playworks merancang permainan yang mendidik utuk anak-anak yang juga di ikuti oleh guru mereka. Sebagian besar guru (72%) sangat senang dengan aktivitas ini dan merasa ini memberikan dampak positif kepada murid-murid mereka. Sebagian kecil guru merasa ini mengganggu aktivitas pembelajaran, antara lain permasalahannya mengenai schedule, dan ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan pelatih Playworks.
Program pelatih junior
Di dalam program ini, para pelatih Playworks mengajarkan murid-murid untuk menjadi fasilitator sesi bermain adik kelas mereka. Murid-murid ini mendapatkan banyak kesempatan mengasah leadership, dan social skills mereka.
Bermain berstruktur setelah sekolah
Para pelatih palyworks juga mengajak anank-anak dan guru-guru untuk belajar dan bermain bersama setelah pulang sekolah. Ini menyediakan aktivitas yang berstruktur di saat anak-anak masih menunggu jemputan atau memang belum bisa di jemput tepat waktu.
Melihat banyaknya dampak positif yang di hasil kan oleh intervensi seperti ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa intervensi yang terlalu formal di dunia pendidikan seperti nya tidak cukup. Dan disinilah Ludenara bangga bahwa kami sedang merancang intervensi di dunia pendidikan yang mengutamakan playful learning dan games, nah pasti bakal keren nih! ditunggu yaa..
Sumber:
Bleeker, M., James-Burdumy, S., Beyler, N., Dodd, A. H., London, R. A., Westrich, L., … & Castrechini, S. (2012). Findings from a Randomized Experiment of Playworks: Selected Results from Cohort 1. Mathematica Policy Research, Inc.
Gray, P. (2011). The decline of play and the rise of psychopathology in children and adolescents. American Journal of Play, 3(4), 443-463.