Pertanyaan-pertanyaan yang bisa meningkatkan kualitas pembelajaran murid.

Image by Arek Socha from Pixabay

Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendorong siswa-siswi untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran nya. Selain itu pertanyaan yang baik juga bisa membantu mereka menggali lebih dalam lagi apa yang telah mereka pelajari, menyadarkan mereka akan kekurangan yang bisa di perbaiki, dan juga mendorong mereka untuk belajar lagi.

Artikel ini akan membahas beberapa cara untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa menghasilkan ini.

Goals

Photo by Silvan Arnet on Unsplash

Pertama yang harus kita tentukan adalah tujuan dari pertanyaan dan pembelajaran itu sendiri.

Di dalam pendidikan formal pertanyaan bisa kita gunakan untuk membantu mereka membuat mental models, atau mempelajari konsep-konsep yang menjadi kunci pembelajaran, jadi bukan kita jelaskan apa kunci pembelajaran, tapi kita tanyakan, seperti “hal apa yang paling penting untuk dipahami di materi ini, mengapa hal itu penting?”.

Selain itu pertanyaan bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu seperti problem solving, leadership, atau critical thinking, pertanyaan terbuka sangat baik untuk ini, “bagaimana caranya agar masalah ini tidak muncul lagi?”.

Tentu dengan fokus pada tujuan pertanyaan akan membantu kita mencapai learning goals yang kita harapkan mereka bisa dapatkan, dan tidak membuang waktu, dan energi siswa-siswi untuk menjawab pertanyaan yang tidak penting.

Setelah tujuan sudah di pastikan, kita bisa menggunakan beberapa cara berikut (Socratic Questioning akan di jadikan artikel khusus):

Four-questions technique

Image by Gerd Altmann from Pixabay

Ada teknik bertanya yang sudah diteliti, dan ditemukan bahwa teknik ini bisa meningkatkan pembelajaran.Teknik in di disebut dengan four-questions

What (apa saja yang telah dipelajari?)

Why (mengapa ini penting?)

How (bagaimana menggunakannya di kehidupan?)

Generate (setelah mempelajari apa saja pertanyaan yang ada?)

Bloom’s Taxonomy


Kita bisa menggunakan Bloom’s Taxonomy untuk memfokuskan pertanyaan. 

Seperti yang kita bisa lihat, ada tingkat-tingkat proses kognitif yang bisa digunakan siswa-siswi untuk berinteraksi dengan ilmu yang sedang mereka pelajari. Taxonomy ini juga bisa kita gunakan untuk merangkai pertanyaan sesuai kebutuhan.

Jika kita ingin membantu siswa-siswi kita untuk memahami konsep dasar pembelajaran kita bisa menjuruskan pertanyaan kepada 3 tingkat pertama (mengingat, memahami, menggunakan) Jika siswa-siswi sudah bisa mengingat fakta, dan memahami artinya kita bisa ajak mereka berspekulasi, bagaimana cara menggunakan ilmu ini di dunia nyata. 

Di saat mereka sudah benar-benar paham ilmu dasar yang dipelajari, ini kesempatan baik untuk membentuk mental models yang akurat. Kita bisa mengajak mereka untuk membuat prediksi, atau membandingkan dan menghubungkan teori yang di pelajar dengan teori lain yang sudah merekap pahami.

Di saat mereka kuat dengan pemahamanya, ini saat yang baik untuk kita sendiri mengkritik apa yang kita ajarkan, jika siswa-siswi kita bisa mempertahankan teori atau pemahaman yang mereka miliki, tentu mental model mereka sangat akurat. Dan di titik tertinggi, creation, pertanyaan bisa memotivasi mereka untuk berkreasi dan menciptakan sesuatu dari ilmu yang mereka pelajari.